Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerapan tarif impor untuk komoditas tembaga hingga 50% yang akan diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mulai 1 Agustus mendatang dinilai tidak akan berdampak pada ekspor tembaga Indonesia.
Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA), ekspor tembaga dalam bentuk konsentrat maupun dalam bentuk produk hilirisasi lanjutannya yaitu katoda ke AS, hampir tidak ada.
"Tidak berdampak (penerapan tarif impor). RI gak ada ekspor tembaga baik copper concentrate sebelumnya ke AS, juga katoda tembaga," kata Hendra saat dikonfirmasi, Jumat (11/07).
Baca Juga: Trump Tetapkan Tarif 50% untuk Tembaga Mulai 1 Agustus
Hendra menambahkan ekspor konsentrat telah dilarang oleh pemerintah melalui Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 10 Tahun 2024, yang mulai berlaku efektif sejak 1 Januari 2025.
"Tujuan ekspor kita sebelumnya kan ke Jepang, Tiongkok, Taiwan, Korea hingga Spanyol," tambahnya.
Memang, jika mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2023, sebelum berlakunya larangan ekspor China adalah tujuan utama ekspor bijih tembaga Indonesia, dengan volume mencapai 684,35 ribu ton atau 22,9% dari total ekspor nasional.
Baca Juga: Perang Dagang Babak Baru: Trump Umumkan Tarif 50% Tembaga, Targetkan 14 Negara
Diikuti oleh Jepang dan Korea Selatan masing-masing mengimpor 654,24 ribu ton dan 446,77 ribu ton.
Asal tahu saja, Indonesia tercatat memiliki cadangan tembaga terbesar ketujuh di dunia. Menurut data IMA, pada 2028 diproyeksikan produksi tembaga dapat mencapai 1,2 juta hingga 1,4 juta ton.
Dari jumlah tersebut, kebutuhan domestik diperkirakan hanya sekitar 350 ribu ton dan sisanya adalah untuk kebutuhan ekspor, yang dipenuhi melalui proses hilirisasi.
Baca Juga: Diselimuti Volatilitas, Prospek Harga Tembaga Diperkirakan Naik Terbatas
Selanjutnya: Harga Mulai Rp 200 Jutaan! Wuling Hadirkan New BinguoEV Varian Lite dan Pro
Menarik Dibaca: Permintaan Magang Tinggi, BINUS-ASO Sering Kehabisan Mahasiswa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News