kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Taro siapkan belanja iklan di atas Rp 100 miliar


Rabu, 11 Desember 2013 / 23:56 WIB
Taro siapkan belanja iklan di atas Rp 100 miliar
ILUSTRASI. Nasabah menggunakan ATM di salah satu galeri ATM di Alam Sutra Tangerang, Rabu (14/10). /Pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/14/101/2020.


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

SOLO. Televisi dinilai masih menjadi kanal pemasaran yang efektif bagi untuk industri makanan dan minuman. Presiden Direktur PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Joko Mogoginta mengatakan, iklan televisi dapat menekan biaya distribusi yang besar akibat promosi langsung.

Tahun depan, produsen makanan ringan merek Taro ini akan lebih sering menayangkan produknya di televisi. "Biaya iklan tahun ini hampir Rp 20 miliar, tahun depan naik 8,5 kali," ujar Joko, di Solo, Rabu (11/12).

Setidaknya ada empat produk yang menjadi unggulan perusahaan ini, selain Taro, ada Mie Kremezz, Mie Ayam 2 Telor, serta Mie Superior. Joko mengakui, tahun lalu trade marketing sangat tidak efisien lantaran tak mampu menciptakan kebutuhan produk di benak konsumen.

"Produk kita belum begitu terkenal kecuali Taro. Tahun depan kita akan concern ke iklan televisi, yang memang untuk menarik konsumen. Nah ini strategi akan kami ubah, kami juga siapkan blockbuster itu tadi," jelasnya.

Sebagai informasi, perusahaan ini mengakuisisi Taro dari Unilever pada 2011 lalu. Dengan kian gencarnya iklan, diharapkan target omzet sebesar Rp 2,5 triliun untuk lini produk makanan (food) di tahun mendatang tercapai. Sementara, pada tahun ini, Joko optimistis lini produk food mencapai omzet Rp 2 triliun.

Seiring dengan meningkatnya promosi, ia mengatakan perusahaan juga akan menambah kapasitas produksi. Sayangnya, Joko enggan menyebut berapa besarnya capital expenditure (capex) yang dikeluarkan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan akibat gencarnya iklan. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×