kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tekstil dan makanan impor ilegal banjiri pasar


Minggu, 29 Agustus 2010 / 08:28 WIB
Tekstil dan makanan impor ilegal banjiri pasar


Reporter: Hans Henricus | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Saat ini impor barang konsumsi ternyata mengalir makin deras. Mayoritas barang konsumsi itu adalah tekstil dan makanan.

Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan barang-barang konsumsi sudah banyak beredar di Indonesia. "Saya mendapat laporan barang impor konsumsi tekstil dan makanan banyak beredar, industri banyak dibanjiri barang-barang itu," ujar Hidayat.

Menurut Hidayat, asosiasi menengarai aliran barang konsumsi itu mulai meningkat selama bulan Agustus ini. "Jumlahnya mencapai 39%," imbuhnya. Sayangnya, data dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai berbeda dengan laporan yang diterima Hidayat. Menurut data Direktorat Jenderal Bea dan Cukai peningkatan impor barang konsumsi didominasi kendaraan bermotor bukan tekstil dan makanan. "Ada ketidaksamaan laporan, mungkin saja terjadi masuknya barang-barang ilegal," kata dia.

Oleh sebab itu, Hidayat meminta Direktorat Jenderal Bea dan Cukai menggelar safeguard seperti pemeriksaan barang dan perizinannya. Dengan begitu, bisa memastikan bukan barang-barang impor ilegal yang masuk ke Indonesia.

Bukan itu saja, Hidayat juga mempertanyakan perkembangan early warning system (EWS) arus barang impor. Sebab, melalui EWS bisa memberikan peringatan jika ada lonjakan impor di atas 8%. "Banyak barang konsumsi masuk, lonjakannya luar biasa tapi tidak ada laporan," kata mantan Ketua umum Kadin itu.

Direktur informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Susiwijono mengaku belum menyusun metode analis penerapan EWS. Menurutnya, metode analis itu seharusnya dibuat oleh Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan,

Berkaitan dengan lonjakan barang konsumsi impor, Susiwijono mengakui memang terjadi lonjakan."Jenis impor dengan peningkatan terbesar yakni kendaraan bermotor 299% dengan negara asal impor terbanyak dari Thailand," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×