kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Telkom Indonesia (TLKM) Ungkap Keuntungan Kerja Sama dengan Starlink


Jumat, 17 November 2023 / 16:36 WIB
Telkom Indonesia (TLKM) Ungkap Keuntungan Kerja Sama dengan Starlink
ILUSTRASI. Telkomsat menyediakan layanan konektivitas berkecepatan tinggi dengan akses download hingga 180 Mbps dan upload sampai 20 Mbps per 1 terminal ini yang diperuntukkan bagi para UMKM, badan usaha, layanan kesehatan, dan pemerintahan terutama di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) di Indonesia Timur.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO - YOGYAKARTA. Emiten telekomunikasi pelat merah, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) mengungkap keuntungan kerja sama dengan satelit milik Elon Musk, Starlink.

Seperti diketahui, unit usaha SpaceX ini telah beroperasi di Indonesia melalui skema antar bisnis atau business to business (B2B) dengan bekerja sama bersama Telkom untuk mencari keuntungan dan memperkaya jangkauan telekomunikasi.

Kerja sama antara Telkom dan Starlink telah berlangsung sejak Juni 2022. Kerja sama itu dilakukan melalui anak usaha TLKM, yakni PT Telkom Satelit Indonesia atau Telkomsat.

Baca Juga: Telkom (TLKM) Optimistis Lanjutkan Pertumbuhan Kinerja di Kuartal IV-2023 dan 2024

Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan  kinerja internet yang ditawarkan satelit Starlink akan lebih cepat lantaran berada pada orbit rendah (low earth orbit/LEO).

Starlink berada pada orbit sekitar 500 kilometer sehingga bisa lebih cepat dan kinerjanya band-nya lebih bagus.

 

Selain itu, keuntungan lain bekerja sama dengan Starlink ialah dapat menjangkau base transceiver station (BTS) yang dimiliki Telkom di daerah pelosok.

“Jika menggunakan fiber optik susah [menjangkau daerah pelosok],” kata Ririek di Yogyakarta, Kamis (16/11).

Baca Juga: Persaingan Bisnis Ketat, Pemimpin Harus Mampu Menjalin Kolaborasi

Asal tahu saja, Daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T) memang sulit dijangkau untuk koneksi internet secara broadband karena tidak memungkinkan seperti daerahnya terpencil dan populasi yang tidak terlalu besar.

Kerja sama ini akan mendorong optimalisasi pemanfaatan layanan telekomunikasi berbasis satelit untuk wilayah 3T dan sejumlah area yang sulit dijangkau dengan BTS terestrial, seperti di wilayah perairan Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×