Reporter: Dani Prasetya | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) menargetkan pemenuhan layanan telekomunikasi di 42.778 titik lokasi di Indonesia. Dari total 66.778 desa di Indonesia, baru sekitar 24.000 titik yang terjangkau layanan telekomunikasi.
"Telkom berkeinginan membangun infrastruktur di titik-titik terluar wilayah Indonesia," tutur Head of Corporate Communication and Affair TLKM Eddy Kurnia, pada siaran pers, Selasa (27/9).
Hingga 2010, TLKM baru menyelesaikan pembangunan infrastruktur telekomunikasi pada 12 titik wilayah terluar di Indonesia. Yaitu, Pulau Marore (Utara Kepulauan Sangihe yang berbatasan dengan Filipina), Pulau Marampit (Utara Kepulauan Talaud yang berbatasan dengan Filipina), dan Pulau Sekatung (Utara Pulau Natuna yang berbatasan dengan Vietnam).
Selain itu, TLKM pun mengaku sudah menyelesaikan pembangunan infrastruktur telekomunikasi di Pulau Tapeh (sebelah Timur Laut Timor Leste), Pulau Rondo (Utara Pulau Weh, Aceh), Pulau Berhala (utara Sumatera), Pulau Fani, (Utara Papua), Pulau Fanildo (Utara Papua), dan Pulau Bras (Utara Papua).
Kemudian, Pulau Batek (perbatasan dengan Timor Leste), Pulau Dana (perbatasan dengan Australia), serta Pulau Sebatik (perbatasan dengan Malaysia). Menurut Eddy, pembangunan infrastruktur di pulau terluar Indonesia itu sejalan dengan rencana perseroan itu menjalankan kewajiban sosial universal (universal social obligation/USO).
Sebelum terlibat dalam 1st Information, Communication Technology (ICT) USO Expo dan Conference 2011 yang bertujuan memperluas area pelayanan telekomunikasi hingga kawasan terluar Indonesia, Eddy mengklaim, perusahaan pelat merah itu telah membangun infrastruktur telekomunikasi di Pulau Miangas (berbatasan dengan Philipina), Pulau Nipah, dan Pulau Natuna (berbatasan dengan Singapura).
Fokus rencana korporasi pada jalur USO itu lantaran ICT menjadi salah satu pendongkrak pertumbuhan ekonomi. Hal itu terbukti dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang meningkat pesat. Misalnya, perangkat penyiaran digital, industri penyiaran, industri pos, jasa pengiriman, serta industri telekomunikasi. “Diharapkan dengan program USO telekomunikasi itu, dapat mengurangi kesenjangan informasi akibat hambatan wilayah geografis,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News