kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tembakau dikendalikan, impor bakal meningkat


Senin, 28 April 2014 / 11:26 WIB
Tembakau dikendalikan, impor bakal meningkat
ILUSTRASI. Dipakai Cetak Gol Argentina Tadi Malam, Ini Harga Sepatu Messi di Piala Dunia 2022


Reporter: Mona Tobing | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Di tengah penurunan produktivitas tembakau karena anomali cuaca. Petani tembakau kembali diresahkan dengan rencana pengendalian tembakau. Konvensi pengendalian tembakau atau yang dikenal Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) dikhawatirkan akan mendorong kenaikan impor tembakau.

Budidoyo, Sekretaris Jenderal Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) mengatakan, saat ini petani tembakau dalam negeri sudah kesulitan untuk menggenjot produksi. Kondisi cuaca tanah air dengan curah hujan tinggi pada tahun lalu telah membuat produksi tembakau turun hingga 40%. Jika tahun ini petani kembali lagi dihajar wacana pembatasan tembakau. Petani tembakau dipastikan kian nelangsa.

Berdasarkan data APTI tahun lalu produksi tembakau sekitar 120.000 ton meleset dari target produksi sebesar 200.000 ton. Padahal kebutuhan tembakau untuk produksi rokok saja mencapai 300.000 ton tahun lalu.

“Sementara untuk menggenjot produksi juga sulit karena lahan tidak  bertambah. Kemudian regulasi yang memayungi petani tembakau juga tidak ada," kata Budidoyo, Minggu (27/4).

Tahun ini, APTI menargetkan produksi tembakau sebanyak 200.000 ton dengan luas lahan tembakau 240.000 hektare. Sementara kebutuhan tembakau nasional mencapai 300.000 - 330.000 ton dengan jumlah impor berkisar 100.000 - 130.000 ton. Kebutuhan tembakau nasional disebut Budidoyo berdasarkan kebutuhan pabrik rokok yang diperkirakan memproduksi sekitar 330 miliar gram batang rokok.

Sementara itu, rencana pengendalian tembakau dipastikan menambah kegelisahan petani tembakau di tengah kesulitan untuk menggenjot produksi tembakau. "Kementerian Pertanian (Kementan) jangan hanya fokus pada pembatasan tembakau. Tapi juga berpatokan dalam peningkatan produktivitas tembakau," imbuh Budidoyo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×