kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tenaga kerja RI bisa bisa penuhi standar minimum


Selasa, 09 Agustus 2016 / 16:44 WIB
Tenaga kerja RI bisa bisa penuhi standar minimum


Reporter: Handoyo | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Tantangan dan permasalahan yang dihadapi industri manufaktur dalam persaingan global saat ini semakin ketat. Industri manufaktur di Indonesia dituntut untuk mampu menghasilkan output secara efisien jika ingin tetap dapat bertahan.

Efisiensi dalam produksi dapat tercapai jika sumber daya yang tersedia dapat dialokasikan secara efektif dan efisien. Hal ini dapat dikembangkan dengan adanya peran pemerintah dan swasta dalam meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan kapabilitas nasional.

Komite Tetap Kadin Bidang Industri Logam, Mesin dan alat transportasi Made Dana Tangkas mengatakan, profil angkatan kerja Indonesia didominasi oleh lulusan Sekolah Mengah Pertama (SMP) ke bawah. "Dengan sinergi dari para pemangku kepentingan ini diharapkan dapat mewujudkan industri yang maju dan mandiri," kata Made, Selasa (9/8)

Sekadar gambaran, lulusan Sekolah Dasar (SD) atau tidak lulus mencapai kisaran angka 44,27% atau 50,83 juta orang, lulusan SMP dan SMU/SMK 44,72% atau setara dengan 51,35 juta orang. Serta lulusan perguruan tinggi hanya berkisar 11% atau 12,64 juta orang.

Berdasarkan data tersebut, sumber daya manusia Indonesia utamanya lulusan sekolah menengah umum atau kejuruan maupun lulusan perguruan tinggi, masih belum dapat memenuhi kebutuhan minimum yang diperlukan untuk dapat langsung beradaptasi dengan lapangan kerja industri, terutama dalam lapangan kerja industri manufaktur.

Untuk mengatasi persoalan itu, Kadin mengajak semua pemangku kepentingan atau stakeholder terkait yakni dari kalangan akademisi atau peneliti, asosiasi pengusaha, pemerintah serta masyarakat untuk menciptakan kebersamaan guna menangani bersama masalah ketenagakerjaan.

Upaya bersama sedang dirintis oleh pemerintah bersama Kadin untuk mengembangkan program percepatan peningkatan kompetensi tenaga kerja melalui program pelatihan terpadu. Link and match antara Pemerintah dengan pelaku usaha dalam pengembangan SDM di dalam negeri akan berdampak pada peningkatan daya saing industri manufaktur.

Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian (Kemperin), Syarif Hidayat mengaakan, kendala yang dihapi oleh lembaga pendidikan tersebut adalah teknologi dan peralatan yang tidak sesuai dengan bidang kerja yang dipakai saat ini. "Perlu kontribusi swasta," ujar Syarif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×