Reporter: Agung Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tender kabel dari proyek 35.000 megawatt Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang sempat mundur di tahun lalu tampaknya mempengaruhi perolehan bisnis pelaku industri kabel sepanjang tahun 2019 lalu.
Asosiasi Pabrik Kabel Indonesia (Apkabel) menyebutkan target industri di tahun 2019 banyak yang tidak tercapai dikarenakan kurangnya pesanan dari PLN. Noval Jamalullail, Ketua Umum Apkabel menyebutkan, walau kuota yang dipesan besar, namun akibat sempat adanya kekosongan kursi kepemimpinan di PLN menyebabkan penyerapan kabel pada proyek PLN belum maksimal.
Baca Juga: Sepanjang 2019, PLN sudah ganti dirut sebanyak 4 kali
"Kuota PLN sejak kontrak Juni 2019 rata-rata serapannya baru 30%-40% oleh produsen," terang Noval kepada Kontan.co.id, Jumat (10/1). Sayangnya Apkabel tidak menerangkan lebih lanjut besaran kuota tersebut.
Namun berdasarkan pemberitaan Kontan.co.id, nilai kontrak untuk konduktor dan kabel tegangan tinggi dari PLN saja masing-masing setiap tahun bernilai Rp 4 triliun sampai Rp 5 triliun. Lantaran serapan kabel oleh produsen belum maksimal, Noval berharap tahun ini kekosongan tersebut dapat terisi dengan baik.
Sebelumnya Apkabel sempat memproyeksikan pertumbuhan industri kabel sekitar 10%-15% di tahun 2019. Mengenai realisasinya, menurut Noval, terjadi penurunan sedikit di tahun 2019 dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca Juga: Kabelindo Murni (KBLM) menargetkan pendapatan Rp 1,2 triliun tahun ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News