Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu smelter nikel terbesar di Indonesia milik PT Gunbuster Nickel Industry (PT GNI) di Morowali Utara, Sulawesi Tengah harus menyelesaikan kewajibannya terhadap pekerja jika terjadi pengurangan produksi hingga potensi penutupan.
Menurut Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung jika terjadi hal yang tidak diinginkan PT GNI harus menyelesaikan kewajibannya terlebih dahulu kepada para pekerja.
"Ini kalau kegiatan usaha tutup, itu harus bisa diselesaikan. Mereka tidak bisa kabur jalan begitu saja tanpa diselesaikan kewajibannya," tandas Yuliot saat ditemui di gedung DPD, Jakarta, Senin (24/02).
Lebih jauh, Yuliot bilang pihaknya akan melakukan evaluasi lebih lanjut soal potensi tutupnya smelter PT GNI.
"Jadi ya kita akan evaluasi dulu. Jadi kan setiap perusahaan kan ada permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Apakah itu benar ini permasalahannya murni bisnis atau ada persoalan-persoalan faktor lain," tambahnya.
Baca Juga: BNI dan BCA Buka Suara soal Kredit Sindikasi ke PT GNI yang Terancam Tutup
Dalam kesempatan sama, Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Julian Ambassadur Shiddiq mengatakan, izin pengelolaan smelter PT GNI dikeluarkan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui surat Izin Usaha Industri (IUI).
"Setahu saya Gunbuster itu kan (izinnya)IUI ya, kalau IUI yang pegang perindustrian. Kalau kami (ESDM) kan cuma di hulunya saja," tambahnya.
Menurut Julian, kondisi detail terkait pengurangan produksi hingga potensi tutup akan lebih diketahui Kemenperin karena pihak Kemenperin yang mendapatkan detail laporan di sektor hilir.
"Agak sulit saya ngomong kalau bukan dari kita (ESDM). Laporannya ke kita tidak ada, kan ke Kementerian Perindustrian," tambahnya.
Baca Juga: PT GNI Terancam Bangkrut, Segini Kucuran Kredit yang Diperoleh dari Perbankan
Sebagai informasi, dalam laporan Bloomberg, Kamis (21/02) PT GNI dilaporkan telah memangkas produksi hingga berpotensi tutup total, beberapa bulan setelah perusahaan induknya di China, Jiangsu Delong Nickel Industry Co Ltd yang dikenal sebagai raksasa baja tahan karat, mengalami kebangkrutan.
PT GNI juga dilaporkan telah menunda pembayaran kepada pemasok nikel lokal hingga tidak dapat memperoleh bijih nikel, menurut orang-orang yang mengetahui situasi tersebut. Adapun, pabrik pemurnian tersebut kemungkinan akan segera menghentikan produksi jika situasi ini terus berlanjut.
Selanjutnya: Ajak Perempuan Hijab Terapkan Gaya Hidup Sehat, Nivea Hijab Run 2025 Sukses Digelar
Menarik Dibaca: Ajak Perempuan Hijab Terapkan Gaya Hidup Sehat, Nivea Hijab Run 2025 Sukses Digelar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News