Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Sejak Sabtu (3/1), Kementerian Perhubungan meminta keterangan sejumlah pihak untuk mengetahui pihak yang bertanggung jawab terkait izin terbang ilegal maskapai AirAsia rute Surabaya-Singapura. Dari beberapa keterangan diduga izin ilegal banyak digunakan sejumlah maskapai.
”Kami telah meminta keterangan beberapa pihak yang mengeluarkan izin terbang AirAsia itu, termasuk internal Kemenhub. Saya menyatakan itu izin ilegal karena tak pernah ada persetujuan dari Kemenhub. Saya menduga hal seperti ini juga dilakukan maskapai lain,” kata Menteri Perhubungan Ignasius Jonan di Jakarta, kemarin.
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan Kompas, terkait jadwal terbang AirAsia yang ilegal, kemarin Menhub meminta keterangan direksi PT Angkasa Pura I yang membawahkan pengelolaan Bandara Internasional Juanda, Surabaya, Jawa Timur, Lembaga AirNav Cabang Juanda yang mengelola navigasi penerbangan di bandara itu, dan koordinator slot penerbangan internasional.
”Pemeriksa dari Kemenhub juga akan turun ke lapangan. Mereka akan memeriksa semua pihak terkait. Untuk AirAsia diketahui penggunaan jadwal itu sejak 28 Oktober. Kami akan periksa sampai ketemu semua yang bertanggung jawab mengeluarkan izin itu,” kata Jonan.
Presiden Direktur AirAsia Indonesia Sunu Widyatmoko menyatakan akan ada tahapan evaluasi setelah izin penerbangan AirAsia rute Surabaya-Singapura dibekukan. Selama tahapan evaluasi belum tuntas, AirAsia tidak akan banyak berkomentar.
”Kami akan sepenuhnya bekerja sama dalam tahapan evaluasi tersebut,” kata Sunu di Markas Kepolisian Daerah Jawa Timur, Surabaya.
Anggota Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Toos Sanitioso, mengatakan, pelanggaran yang berujung pembekuan rute itu bukan fokus KNKT. Namun, laporan bahwa AirAsia tidak mengambil laporan cuaca sebelum terbang menjadi bahan untuk diinvestigasi.
Penumpang bingung
Pembekuan sementara penerbangan AirAsia rute Surabaya-Singapura membuat calon penumpang kebingungan. Mereka mendatangi loket penjualan di Terminal II Bandara Juanda, Sabtu, untuk menanyakan nasib tiket mereka.
Antina Meisitania, calon penumpang AirAsia, memesan tiket pada Oktober 2014 untuk keberangkatan 16 Januari 2015. Dia mengatakan telah mendapatkan perubahan jadwal sepihak dari pihak AirAsia. ”Pertama saya memesan tiket dengan nomor penerbangan QZ 351 dengan jam keberangkatan 07.30 WIB. Kemudian melalui surat elektronik, AirAsia mengubah ke QZ 8501 pada pukul 05.20 WIB. Setelah kecelakaan pada minggu lalu, jadwal penerbangan berubah lagi ke QZ 678,” kata Antina.
Dia mengaku sudah mengetahui informasi bahwa penerbangan AirAsia rute Surabaya-Singapura dibekukan. Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, rute Surabaya-Singapura yang diberikan kepada AirAsia Indonesia adalah Senin, Selasa, Kamis, dan Sabtu. ”Penerbangan saya Jumat, berarti jadwal keberangkatan di luar jadwal yang diizinkan,” katanya. Ia berencana mengembalikan tiket terkait masalah tersebut.
Namun, Antina berharap AirAsia segera memberikan kejelasan jadwal penerbangannya. ”Saya harap pemberitahuan jangan mendadak karena harga tiket akan tambah jika dibeli mendekati jadwal keberangkatan. Sementara kunjungan ke Singapura tidak bisa dibatalkan karena saya sudah mengeluarkan biaya untuk akomodasi empat hari,” katanya.
Zeni Istiqomah (55), salah seorang calon penumpang AirAsia rute Surabaya-Singapura, mengaku sudah memiliki tiket untuk terbang hari Minggu bulan Februari 2015. ”Awalnya dijadwalkan terbang dengan pesawat AirAsia QZ 8501, lalu diganti dengan pesawat nomor penerbangan lain. Lalu dapat info lagi dialihkan ke maskapai lain,” kata Zeni.
Menurut General Manager PT Angkasa Pura I Cabang Bandara Juanda, Trikora Hardjo, pembekuan penerbangan rute Surabaya-Singapura hanya berlaku untuk maskapai AirAsia. ”(Sampai kapan), sampai ada pemberitahuan lebih lanjut dari Kementerian Perhubungan,” ujar Trikora di posko pusat krisis AirAsia Terminal II Bandara Juanda.
Untuk memenuhi permintaan pasar, AirAsia melakukan terbang perdana Surabaya-Singapura pada Juli 2013 bersamaan dengan rute Medan-Singapura. (ETA/BAH/NIK/DEN/MAR)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News