Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) anak usaha PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) layak mendapatkan rekor MURI sebagai emiten tecepat yang masuk indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI). Untuk menjaga fundamental, RATU juga sedang menjajaki peluang untuk menjadi operator di sebuah blok migas.
Sumantri Direkuktur Utama PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) mengungkapkan bahwa dengan masuk ke indeks MSCI maka ini juga sekaligus sebuah tantangan bagaimana menjaga kinerja RATU tetap bagus.
“Sehingga apa yang diberikan oleh teman-teman penyusun indeks MSCI ini, kepercayaan kita dimasukkan kepada indeks itu, RATU dapat kita maintain. Sehingga investor juga di masa depan terus percaya dengan rencana-rencana bisnis RATU,” ungkap kepada KONTAN, Jumat (22/8).
Ia menerangkan bahwa bisnis RATU sangat sederhana dan sangat mudah dipahami oleh siapapun, sebab bentuk investasi RATU adalah penyertaan langsung maupun tidak langsung ke blok-blok minyak dan gas bumi.
“Kebetulan dari dua aset yang kita miliki sekarang operatornya dua-duanya adalah pemain besar dunia. Jadi yang di Blok Jabung kita di operatori oleh Petrochina. Kemudian yang di aset di Cepu, itu operatornya adalah Exxon Mobil. Jadi ibaratnya kalau kita naik mobil nih sopirnya udah sopir andalan,” ungkap dia.
Sehingga kata Sumantri, perusahaan bisa tidur nyenyak di kursi penumpang. Kemudian, keunggulan aset RATU adalah bahwa aset perusahaan masih memiliki kontrak yang panjang. Misalnya Blok Jabung baru akan berakhir konsesinya itu 2043.”Sehingga masih, sekarang 2025 masih 18 tahun lagi,” ujar dia.
Kemudian yang Blok Cepu itu sampai 2035, sehingga masih 10 tahun lagi. “Artinya dalam 10 tahun, dalam 18 tahun ke depan, kalau tidak terjadi shock yang luar biasa, kinerja kita akan berada di kisaran ini,” ucap dia.
Asal tahu saja, pendapatan Perseroan turun 10% menjadi USD 25,1 juta akibat penurunan rata-rata volume produksi di Blok Jabung, dari 53 menjadi 50 KBOEPD.
Menariknya, laba bersih justru meningkat 4% menjadi US$ 7,7 juta dari US$ 7,4 juta pada kuartal II 2024. Peningkatan ini diraih di tengah Harga Minyak Mentah Indonesia (ICP) yang melemah dari USD 78 menjadi US$ 68 per barel.
Sumantri mengungkapkan bahwa perusahaan juga berencana untuk membawa RATU menjadi perusahaan energi nasional yang akan menjadi operator di blok migas pada tiga sampai lima tahun kedepan.
"Saat ini perusahaan sedang menyiapkan talenta untuk dididik agar kelak di masa depan bisa menjadi operator blok migas," imbuh dia.
Selanjutnya: OJK Imbau Perbankan Mulai Menyesuaikan Tingkat Suku Bunga
Menarik Dibaca: Daftar Menu untuk Diet Tanpa Nasi agar Berat Badan Turun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News