kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terimbas wabah Covid-19, Mitra Adiperkasa (MAPI) tak membagikan dividen


Kamis, 27 Agustus 2020 / 17:08 WIB
Terimbas wabah Covid-19, Mitra Adiperkasa (MAPI) tak membagikan dividen
ILUSTRASI. PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) mengumumkan tidak akan membagikan dividen dan memilih mempertahankan kas.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten ritel PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) mengumumkan tidak akan membagikan dividen dan memilih mempertahankan kas karena dampak pandemi Covid-19 dengan situasi yang tidak menentu.

"MAPI tidak memberikan dividen untuk sementara waktu karena kondisi yang tidak menentu seperti saat ini," ujar Wakil Presiden Direktur MAPI  V.P. Sharma saat paparan publik secara virtual, Kamis (27/8).

V.P Sharma mengatakan, MAPI tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) atau merumahkan karyawan secara besar-besaran. Namun, ia mengakui, MAPI tidak memperpanjang kontrak sebagian karyawan yang berstatus tidak tetap, paruh waktu dan harian. MAPI juga melakukan efisiensi biaya dengan memotong gaji karyawannya mulai dari level tertinggi untuk mempertahankan arus kas.

"Kami bersyukur, hingga saat ini tidak terjadi PHK di lingkungan perusahaan. Namun untuk karyawan yang statusnya masih kontrak, sangat disayangkan tidak bisa kami extend pada saat kontrak nya telah berakhir. Tetapi kami tetap mempertahankan staf yang permanen," jelasnya.

Baca Juga: Nilai divestasi lebih tinggi daripada perhitungan, ini kata Mitra Adiperkasa (MAPI)

Di sisi lain, MAPI menyatakan brand-brand kuat seperti Starbucks, Zara dan Skechers memang tengah menjadi fokus perhatian saat ini mengingat kontribusinya yang besar terhadap pendapatan keseluruhan grup MAP.

Kendati demikian, MAPI menyatakan momentum ini adalah waktu yang tepat untuk menutup beberapa brand yang tidak terlalu memberikan profit dengan indikator EBITDA kurang dari 5%. Namun ia tidak menjelaskan lebih lanjut brand apa saja yang akan ditutup. "Untuk beberapa brand yang kurang berkontribusi kita akan exit, ada beberapa brand yang tidak berkontribusi saat ini adalah waktu yang tepat untuk menutupnya," katanya.

Sejak relaksasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ditandai dengan pembukaan pusat perbelanjaan pada pertengahan Juni lalu, MA{I menyebut ada peningkatan pendapatan meski dengan trafik penjualan yang masih terbatas.  Namun, MAPI juga melihat ada potensi dari penguatan penjualan di segmen digital.

“Kami sangat percaya diri bahwa penjualan digital akan menjadi lebih kuat. Tapi, kami belum bisa memberikan prediksi penjualan dalam dua atau tiga tahun ke depan karena situasinya yang tidak menentu. Setelah new normal, penjualan meningkat namun karena situasi masih berubah berubah sehingga belum mencapai pencapaian yoy kita seperti tahun lalu,” ujar V.P Sharma.

V.P Sharma mengungkapkan, pertumbuhan penjualan digital meningkat 100% secara tahunan pada kuartal-I 2020 sebelum akhirnya melesat lebih tinggi pada kuartal-II. Secara keseluruhan penjualan melalui e-commerce meningkat menjadi 400% secara tahunan pada semester pertama tahun ini.

Baca Juga: Restrukturisasi bisnis di Thailand, ini rekomendasi saham Mitra Adiperkasa (MAPI)

Sebagai informasi, pada semester I-2020, Mitra Adiperkasa membukukan pendapatan bersih Rp 6,79 triliun, turun 33,17% dari Rp 10,16 triliun pada semester pertama 2019. Margin laba kotor semester pertama turun dari 49,3% menjadi 42,6%.

Sementara, rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk tercatat sebesar Rp 407,94 miliar, dari yang sebelumnya tercatat untung Rp 499,32 miliar di semester I-2019.

Penyebab utama kerugian oleh emiten yang mengoperasikan gerai department store SOGO itu adalah tingginya beban usaha yang akhirnya membuat rugi usaha sebesar Rp 330,93 miliar pada paruh pertama tahun ini ditambah dengan penerapan standar akuntansi PSAK 73.

Baca Juga: Dampak Restrukturisasi Bisnis Mitra Adiperkasa Terbatas, Saham MAPI Tetap Layak Beli

V.P Sharma menambahkan, MAPI telah mengambil langkah tanggap untuk memperkuat bisnis dengan mengerahkan seluruh kemampuan omni-channel merek-merek milik MAPI.

"Digitalisasi telah mempercepat dan terus menjadi pusat untuk semua keputusan investasi di masa yang akan datang. Perusahaan secara aktif tengah melakukan reorganisasi untuk mengurangi beban usaha secara substansial, termasuk remunerasi dan beban sewa, serta membatasi belanja modal,” tambahnya.

Seiring dengan beralihnya perilaku belanja pelanggan secara online, bisnis e-commerce MAP menunjukkan pertumbuhan yang pesat.

Di tengah kondisi yang tidak terduga ini, Mitra Adiperkasa memaksimalkan kanal-kanal distribusi digital perusahaan, termasuk program Chat & Buy, di mana pelanggan dapat belanja melalui WhatsApp. Selain itu juga tetap menjalankan platform eCommerce milik MAP, kerja sama dengan marketplace, dan perusahaan layan antar online.

Hal ini telah menyebabkan peningkatan penjualan online dan jumlah pelanggan. Hal ini dapat dilihat dari total penjualan e-Commerce semester pertama 2020 yang meningkat menjadi 400%.

MAPI akan terus memanfaatkan kekuatan atas lebih dari tiga juta anggota MAP Club sebagai kendaraan MAP menjadi perusahaan omni-channel yang lebih memanfaatkan data.

Baca Juga: Strategi diskon dan promo hanya jadi sentimen positif sesaat untuk emiten ritel

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×