Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Khomarul Hidayat
Sebagai informasi, pada semester I-2020, Mitra Adiperkasa membukukan pendapatan bersih Rp 6,79 triliun, turun 33,17% dari Rp 10,16 triliun pada semester pertama 2019. Margin laba kotor semester pertama turun dari 49,3% menjadi 42,6%.
Sementara, rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk tercatat sebesar Rp 407,94 miliar, dari yang sebelumnya tercatat untung Rp 499,32 miliar di semester I-2019.
Penyebab utama kerugian oleh emiten yang mengoperasikan gerai department store SOGO itu adalah tingginya beban usaha yang akhirnya membuat rugi usaha sebesar Rp 330,93 miliar pada paruh pertama tahun ini ditambah dengan penerapan standar akuntansi PSAK 73.
Baca Juga: Dampak Restrukturisasi Bisnis Mitra Adiperkasa Terbatas, Saham MAPI Tetap Layak Beli
V.P Sharma menambahkan, MAPI telah mengambil langkah tanggap untuk memperkuat bisnis dengan mengerahkan seluruh kemampuan omni-channel merek-merek milik MAPI.
"Digitalisasi telah mempercepat dan terus menjadi pusat untuk semua keputusan investasi di masa yang akan datang. Perusahaan secara aktif tengah melakukan reorganisasi untuk mengurangi beban usaha secara substansial, termasuk remunerasi dan beban sewa, serta membatasi belanja modal,” tambahnya.
Seiring dengan beralihnya perilaku belanja pelanggan secara online, bisnis e-commerce MAP menunjukkan pertumbuhan yang pesat.
Di tengah kondisi yang tidak terduga ini, Mitra Adiperkasa memaksimalkan kanal-kanal distribusi digital perusahaan, termasuk program Chat & Buy, di mana pelanggan dapat belanja melalui WhatsApp. Selain itu juga tetap menjalankan platform eCommerce milik MAP, kerja sama dengan marketplace, dan perusahaan layan antar online.
Hal ini telah menyebabkan peningkatan penjualan online dan jumlah pelanggan. Hal ini dapat dilihat dari total penjualan e-Commerce semester pertama 2020 yang meningkat menjadi 400%.
MAPI akan terus memanfaatkan kekuatan atas lebih dari tiga juta anggota MAP Club sebagai kendaraan MAP menjadi perusahaan omni-channel yang lebih memanfaatkan data.
Baca Juga: Strategi diskon dan promo hanya jadi sentimen positif sesaat untuk emiten ritel
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News