kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,70   -25,03   -2.70%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ternyata, ada tiga kategori harga daging sapi


Selasa, 14 Juni 2016 / 15:53 WIB
Ternyata, ada tiga kategori harga daging sapi


Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Wakil Ketua Umum Bidang Pengolahan Makanan dan Industri Peternakan Kadin Indonesia Juan Permata Adoe menjelaskan daging sapi itu memiliki tiga kategori dan harganya berbeda-beda, saat ini masyarakat belum banyak memahami terkait kategori dan harga tersebut.

Jadi, daging sapi itu ada bagian bagian daging di berbagai kategori. Kategori satu, dinamakan primary cut. Itu yang paling mahal, seperti sirloin dan ternderloin, harganya Rp 150.000 sampai dengan Rp 200.000 per kilogram.

Kedua ada secondary cut. Ini jadi rebutan di pasar karena harga relatif lebih murah. 

"Dan ketiga daging industri yang 85 persen daging dan 15 persen gajih," ujar Juan Permata Adoe dalam kunjugannya bersama Kadin di Thamrin City Jakarta, Selasa (14/6/2016).

Juan membeberkan pada saat ini idealnya harga daging sapi adalah Rp 115.000 sampai Rp 120.000 per kilogram.

Dia menjelaskan, per hari ini, harga sapi hidup itu per kilogram 3 dollar AS. Jika dihitung kisarannya sekitar Rp 43.000 per kilogram sapi hidup hari ini. 

Kemudian dijadikan karkas, yaitu dibagi dua dan dibersihkan harganya menjadi Rp 86.000 per kilogram.

"Lalu masuk ke rumah potong yang ongkos normalnya Rp 20.000, berarti jadi Rp 106.000 ditambah ongkos distribusi masuk pasar hingga Rp 115.000 sampai Rp 120.000 per kilogram di kategori secondary cut," jelas Juan.

Juan menjelaskan bahwa saat ini yang pemerintah impor itu daging sapi bagian paha depan dan harga daging kategori ini akan menekan harga peternak sapi sehingga akan turun dipasaran.

Namun, Juan menambahkan, dengan tertekannya harga daging sapi bagian depan maka peternak akan terpaksa menaikan harga daging sapi bagian paha belakang atau secondary cut.

"Inilah yang menjadi persoalan dari dulu, makin banyak diimpor makin menekan harga jadi melambung kenapa? Karena konsumen kita 85 persen suka dengan daging segar dan itu adanya hanya ada di sapi hidup," ungkap Juan.

Juan menambahkan, pemerintah seharusnya saat ini bagaimana caranya memperbanyak sapi karena ditingkat peternak saat ini sapinya terus berkurang.

"Peternak itu sapinya semakin berkurang, kenapa? Jika dihitung dengan statistik per hari ini populasi sapi hanya 12 juta ekor, 12 juta itu jika seluruh Indonesia berarti setiap peternak hanya 2 ekor sapi, dengan 2 ekor itu bagaimana bisa ketika musim lebaran mereka suplai untuk Jakarta, ini yang menjadi persoalan setiap tahun" tegasnya. (Penulis: Pramdia Arhando Julianto)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×