Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Terregra Asia Energy Tbk (TGRA) memandang kondisi bisnis yang menantang sampai akhir tahun ini. Pasar utamanya yakni, proyek dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengalami penundaan lantaran pandemi Covid-19.
Menurut Christin Soewito, Wakil Direktur Utama TGRA kuartal kedua 2020 saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dilakukan, praktis banyak proyek yang tidak berjalan. Bahkan tenaga kerja perusahaan yang bertugas melakukan pemasangan telah pulang ke Jepang.
Baca Juga: Terregra Asia Energy (TGRA) tekankan efisiensi di tahun ini
"Kontrak PLN sudah di tangan sebenarnya, tapi sampai sekarang pembayarannya susah jadi hold dulu," kata Christin kepada Kontan.co.id, Jumat (17/7). Padahal nilai kontrak dari PLN yang sudah TGRA kantongi mencapai Rp 40 miliar tahun ini.
Kalau tidak ada pandemi, targetnya saat ini setengah dari nilai proyek dapat terealisasikan. Sebenarnya strategi yang ingin diwujudkan perusahaan, ke depannya TGRA bisa mencari celah pasar non proyek PLN. "Tahun ini kami ingin fokus ke segmen Business to Business (B2B) seperti pemasangan di rooftop hotel, namun dengan kondisi pandemi ini banyak anggaran belanja mereka yang di postpone," urai Christin.
Baca Juga: Terregra Asia Energy (TGRA) perkirakan Covid-19 akan berdampak ke seluruh lini bisnis
Untuk itu TGRA belum bisa membidik pertumbuhan yang pasti sampai akhir tahun nanti. Paling tidak, kata Christin, perusahaan mencoba untuk survive dengan mengencangkan tali pinggang pengeluaran, salah satunya dengan merampingkan struktur manajemen.
Asal tahu saja, TGRA mengalami penurunan pendapatan sebesar 48,22% (yoy) menjadi Rp 3,06 miliar di kuartal I-2020. Di sisi lain, TGRA sanggup meraih laba bersih sebesar Rp 2,88 miliar, padahal di kuartal yang sama pada tahun sebelumnya emiten yang bergerak di sektor energi terbarukan ini menderita rugi bersih Rp 203,70 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News