Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Terregra Asia Energy Tbk sedang mengawal pembangunan empat proyek pembangkit listrik tenaga mini hidro (PLTMH) di Sumatra Utara. Empat proyek itu memiliki total kapasitas 36 megawatt (MW).
Terregra telah menunjuk PT Barata Indonesia (Persero) sebagai kontraktor engineering, procurement and construction (EPC). Menurut jadwal, target commercial operation date (COD) atau operasi komersial keempat proyek ini pada 2019. Kelak saat semua proyek setrum beroperasi, Terregra bisa mengantongi recurring income atawa pendapatan berulang Rp 375 miliar setahun.
Sampai akhir 2018, Terregra memperkirakan tahap konstruksi empat PLTMH mencapai 40%-50%. "Sesuai dengan apa yang pernah diinformasikan PT Barata Indonesia," ujar Christin Soewito, Sekretaris Perusahaan PT Terregra Asia Energy Tbk saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (13/7).
Asal tahu, pembangunan empat PLTMH yang tak lain adalah proyek energi baru dan terbarukan (EBT), membutuhkan anggaran sekitar Rp 1 triliun. Terregra mencukupi sebagian dari kebutuhan investasi tersebut dari perolehan dana initial public offering (IPO) tahun lalu.
Sekadar kilas balik, Terregra tercatat di papan Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten TGRA sejak Mei 2017. Dalam catatan Kontan.co.id, mereka meraup dana IPO Rp 110 miliar. PT Lautandhana Securindo dan PT Mega Capital Sekuritas adalah penjamin pelaksana emisinya.
Adapun dana pembangunan proyek PLTMH khusus tahun ini, sudah masuk dalam alokasi dana belanja modal atau capital expenditure 2018. Besaran belanja modal Terregra tahun ini Rp 400 miliar.
Hingga semester I 2018, Terregra telah menggunakan sekitar 20% dari total belanja modal. "Semester dua yang akan banyak," kata Christin.
Selain untuk mendanai empat PLTMH, Terregra akan menggunakan dana belanja modal untuk membangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan proyek solar panel. Dalam jangka panjang, perusahaan tersebut berencana memiliki tiga PLTA.
Rencana lain Terregra di masa yang akan datang adalah membangun empat PLTMH lagi. Kalau tak meleset, proyek yang mereka kategorikan sebagai PLTMH Tahap II itu akan mulai dibangun pada tahun 2019 mendatang. Jadi, cita-cita Terregra tahun 2021 adalah memiliki delapan PLTMH dan tiga PLTA.
Terregra belum merilis laporan keuangan semester I 2018. Kalau per kuartal I-2018, mereka mencetak pendapatan Rp 6,69 miliar dan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih, sebesar Rp 408,73 juta. Sebagi pembanding, kuartal I-2017, Terregra tidak mencatatkan pendapatan usaha. Sementara bottom line menunjukkan rugi bersih Rp 1,28 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News