kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tertahan rupiah, Garuda Metalindo berharap kinerja minimal sama dengan 2017


Kamis, 28 Juni 2018 / 13:08 WIB
Tertahan rupiah, Garuda Metalindo berharap kinerja minimal sama dengan 2017
ILUSTRASI. Pendapatan produsen suku cadang kendaraan


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) yang tak kunjung turun dari level Rp 14.000, menjadi sorotan PT Garuda Metalindo Tbk. Produsen komponen otomotif tersebut menanggung risiko kenaikan beban pokok produksi.

Garuda Metalindo membeli bahan baku komponen otomotif berupa besi dalam dollar AS. Tak ayal, pelemahan rupiah bisa berdampak kurang baik terhadap profitabilitas mereka.

Sejauh ini, Garuda Metalindo memang masih memegang target awal pertumbuhan kinerja tahun 2018. Perusahaan berkode saham BOLT di Bursa Efek Indonesia tersebut mengejar kenaikan penjualan dan laba bersih sama besar, yakni 5%-10%.

Kalaupun target maksimal pertumbuhan susah tergapai, Garuda Metalindo berharap paling tidak bisa mempertahankan kinerja tahun ini. "Diharapkan kinerja tahun ini bisa maintain sama dengan tahun lalu atau bertumbuh sedikit," kata Anthony Wijaya, Direktur PT Garuda Metalindo Tbk kepada KONTAN, Selasa (26/6).

Sebagai gambaran, tahun lalu Garuda Metalindo mengantongi penjualan Rp 1,05 triliun dan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atawa laba bersih, sebesar Rp 92,81 miliar. Kalau dibandingkan dengan tahun 2016, penjualan relatif stagnan sedangkan laba bersih turun 14,45%.

Sembari berupaya mengejar target kinerja 2018, Garuda Metalindo mengawal bisnis anak usaha yang baru dimiliki sejak tahun lalu, yakni PT Mega Pratama Ferindo. Mega Pratama menggeluti bisnis steel wire and bar drawing services atau jasa pengolahan gulungan besi.

Sekadar kilas balik, pada April 2017 lalu Garuda Metalindo mengakuisisi 69,75% saham Mega Pratama dari induk usahanya, yakni PT Garuda Multi Investama. Nilai transaksi tersebut Rp 279 miliar. Proses pembayarannya dalam tiga tahap.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan dana tersebut, Garuda Metalindo mendapatkan kredit dari PT Bank Pan Indonesia Tbk senilai Rp 200 miliar. Tenor pinjaman delapan tahun dengan bunga 11,50% per tahun (floating).

Ekspor ke AS

Garuda Metalindo tentu tak berinvestasi secara cuma-cuma. Melalui akuisisi tersebut, mereka berharap mendapatkan keuntungan dan sinergi bisnis berupa jaminan ketersediaan bahan baku dari Mega Pratama.

Namun setahun pasca akuisisi,  Mega Pratama belum memberikan kontribusi secara signifikan. "Kontribusi positif sudah ada, tapi kontribusinya tertutup dengan kenaikan biaya bahan baku dan melemahnya nilai mata uang," terang Anthony.

Rencana Garuda Metalindo yang lain yakni memacu penjualan ekspor. Sejauh ini, tujuan ekspor komponen mereka lebih banyak ke kawasan Eropa. Selanjutnya, Garuda Metalindo ingin merambah pasar Amerika Serikat (AS).

Manajemen Garuda Metalindo mengaku, tak mudah masuk pasar AS. Proses untuk mendapatkan persetujuan dari otoritas setempat saja, membutuhkan waktu yang lama. Makanya, perusahaan tersebut tidak terburu-buru mematok target realisasi ekspor ke sana.

Tahun ini, Garuda Metalindo menyediakan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 50 miliar. Sumbernya dari kas internal. Capex tersebut untuk menambah mesin produksi dan membangun unit logistik.

Hingga kini, Garuda Metalindo memiliki tiga unit pabrik yang berada di Jakarta, Tangerang (Banten) dan Bekasi (Jawa Barat). Total luas bangunan ketiga pabrik tersebut mencapai seluas 25.000 meter persegi (m²).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×