kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tiga pengembang catat penjualan lahan fantastis


Rabu, 15 April 2015 / 20:42 WIB
Tiga pengembang catat penjualan lahan fantastis
ILUSTRASI. Yuk simak faktanya, apakah sperma bermanfaat untuk mengobati jerawat pada kulit wajah!


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Penjualan lahan sejumlah pengembang meningkat pada kuartal I tahun ini. Kenaikan tertinggi dicatat oleh PT Modernland Realty Tbk. Kenaikannya pun terbilang fantastis.

Kuartal I tahun lalu, luas lahan yang berhasil dijual hanya sebesar 2 hektare (ha). Sementara, periode yang sama untuk tahun ini naik lebih dari 60 kali lipat menjadi 127 ha.

"Ini karena ada sejumlah anchor tenant yang masuk, 90 ha di Cikande banyak dibeli oleh perusahaan fruit industry, chemical dan consumer goods," ujar Cuncun, di Jakarta, (15/4).

Catatan saja, tahun ini, pengembang dengan kode saham MDLN di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut menargetkan penjualan lahan 145 ha. Artinya, hingga kuartal I lalu realisasi penjualan lahan sudah mencapai 87,85%. Kendati demikian, manajemen belum memiliki rencana untuk merevisi ke atas target penjualannya tersebut.

Dengan realisasi itu, MDLN telah meraup pendapatan Rp 1,46 triliun. Angka ini naik tiga kali lipat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Meski tidak sefantastis MDLN, namun PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) juga mencatat tren serupa. Tercatat penjualan lahan industri perseroan di kuartal pertama tahun ini meningkat 96,66% menjadi 5,9 ha. Periode yang sama tahun lalu, realisasi penjualan lahan industri hanya 3 ha.

Hal ini dinilai sebagai peluang di balik tren positif ini. Oleh sebab itu, SSIA berencana menambah persediaan landbank untuk lahan industrinya. Perseroan baru saja mengakuisisi lahan cadangan untuk kawasan industri di Subang, Jawa Barat seluas 150 hektare (ha) dengan total nilai Rp 120 miliar.
 

Erlin Budiman, Head of Investor Relation SSIA mengatakan lahan untuk kawasan industri tersebut dibebaskan dengan harga rata-rata Rp 80.000 per meter persegi (m2). Itu artinya, dana yang digelontorkan untuk pembebasan tersebut mencapai Rp 120 miliar. “Dana untuk akuisisi masih mengandalkan khas internal,” kata Erlin pada KONTAN, Rabu (25/3).

Tahun ini SSIA memang fokus menambah land bank baru untuk pengembangan kawasan industri. Tahun lalu emiten konstruksi ini telah mengantongi izin lokasi lahan industri baru di kawasan Subang, Jawa Barat dengan luas lahan sekitar 2.000 ha sejak tahun lalu.

Targetnya, tahun ini SSIA bisa mengakuisisi sekitar 500 ha lahan. Untuk ekspansi tersebut, perseroan telah menyiapkan dana sebesar Rp 400 miliar yang bersumber dari khas internal. “Untuk pengembangan properti dan akuisisi lahan kita memang anggarkan dari equity,” ujar Erlin.

PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) juga mencetak kinerja penjualan yang gemilang. Sepanjang kuartal pertama tahun ini, perseroan berhasil meningkatkan volume penjualan lahan industrinya lebih dari dua kali lipat menjadi 8 ha, padahal di periode yang sama tahun 2014, pengelola kawasan industri MM 2100 ini hanya mampu menjual lahan industri seluas 3,5 ha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×