Reporter: Agung Hidayat | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Industri logam diproyeksikan menjadi salah satu industri yang tumbuh tahun ini. Merujuk data Kementerian Perindustrian, pada kuartal pertama tahun ini akan ada tiga proyek hilir logam yang mulai beroperasi.
Menurut I Gusti Putu Suryawirawan, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian, ketiga proyek itu berbentuk investasi industri hilir. "Ada tiga yang beroperasi secara komersial," kata Putu, kepada KONTAN, Minggu (22/1).
Proyek investasi pertama dikerjakan PT Virtue Dragon Nickel Industry yang memproduksi feronikel berkapasitas 600.000 ton di Konawe, Sulawesi Selatan. Proyek dengan nilai investasi US$ 2 miliar tersebut akan memproduksi bahan baku stainless steel.
Proyek investasi kedua dikerjakan PT COR Industri Indonesia yang juga menghasilkan 100.000 ton feronikel dengan investasi US$ 300 juta di Morowali Utara. Adapun proyek ketiga di Kawasan Industri Morowali yang digarap PT Tsingshan memiliki kapasitas 1 juta ton feronikel.
Terhitung sejak tahun 2012, nilai investasi untuk industri pemurnian mineral terealisasi US$ 15 miliar. "Sejak larangan ekspor bijih nikel berlaku tahun 2014 lalu, sepertiga produsen stainless steel China berinvestasi di Indonesia," jelas Putu.
Kebutuhan stainless steel dunia mencapai 40 juta ton per tahun yang sebagian dipenuhi China. "Indonesia akan menjadi 5 besar produsen stainless steel dunia dengan kapasitas 4 juta-5 juta ton per tahun," tambah Putu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News