kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45904,14   5,39   0.60%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tigaraksa bidik tiga prinsipal lagi


Jumat, 25 Januari 2013 / 08:15 WIB
ILUSTRASI. Jadwal Liga Inggris pekan ini, ada Manchester City siap balas Chelsea


Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Demi melebarkan sayap bisnisnya, perusahaan yang bergerak di bidang distribusi, PT Tigaraksa Satria Tbk, akan menambah dua hingga tiga prinsipal baru pada tahun ini. Prinsipal yang diincar adalah produsen makanan, minuman, dan barang konsumen (consumer goods).

"Tahun ini ada beberapa calon potensial yang sesuai dengan jaringan dan infrastruktur yang kami punya," ujar Lianne Widjaja, Presiden Direktur Tigaraksa Satria, kepada KONTAN, Selasa (22/1).

Sayang, dia enggan membocorkan identitas calon prinsipal yang sedang dijajaki. Yang jelas, Tigaraksa tidak menutup pintu untuk prinsipal dari dalam maupun luar negeri.

Sekadar mengingatkan, sepanjang tahun lalu, perusahaan berkode saham TGKA ini telah menambah tiga prinsipal baru ke dalam portofolionya. Tiga perusahaan tersebut, yaitu PT Multi Bintang Indonesia Tbk yang memproduksi Bir Bintang, PT Colgate Palmolive Indonesia untuk merek Colgate dan Palmolive, serta PT Jump Distributor Indonesia untuk merek Swash. Kontrak dengan tiga prinsipal itu berjalan selama dua tahun.

Dengan tambahan itu, sampai dengan pengujung tahun 2012, Tigaraksa telah menjalin kerjasama dengan 14 prinsipal. "Porsi paling besar adalah Grup Danone, yaitu untuk produk susu," papar Lianne.

Saat ini, Tigaraksa memiliki jaringan 75 subdistributor di seluruh Indonesia. Tahun ini, perusahaan tersebut berencana memperluas jaringannya, terutama ke wilayah Indonesia Timur, seperti Sulawesi, Ambon, dan Papua.

Belanja modal Rp 60 miliar

Lewat rencana bisnis tahun ini, termasuk penambahan prinsipal, Tigaraksa berharap pendapatannya bisa lebih baik. Kata Lianne, TGKA berharap pendapatannya tahun ini bisa tumbuh double digit dibandingkan dengan pencapaian tahun lalu.

Tahun lalu, perusahaan ini meraih 95% dari target pendapatan. "Kondisi pasar tidak mendukung karena krisis," ujar Lianne. Namun, dia menyatakan, secara umum pendapatan tahun lalu tumbuh sekitar 16% dibandingkan dengan pendapatan tahun 2011.

Berdasarkan laporan keuangan Tigaraksa tahun 2011, perusahaan  ini menorehkan pendapatan sebesar Rp 6,47 triliun. Itu artinya, dengan pertumbuhan sekitar 16%, pendapatan TGKA tahun lalu diperkirakan mencapai Rp 7,5 triliun. "Yang jelas, target pertumbuhan pendapatan tahun ini lebih tinggi daripada tahun 2012," ungkap  Lianne.

Demi mendukung rencana ekspansi tahun ini, Tigaraksa sudah menyiapkan belanja modal sejumlah Rp 60 miliar. Lianne merinci, sekitar Rp 18 miliar akan digunakan untuk bisnis consumer, seperti investasi peralatan gudang, komputerisasi, maupun renovasi gudang. Sisa belanja modal untuk menggenjot bisnis Blue Gas, yaitu membeli tabung gas, mesin-mesin, dan bangunan.

Asal tahu saja, anak usaha TGKA, yaitu PT Blue Gas Indonesia (BGI), sedang membangun pusat pengisian liquid petroleum gas (LPG) di Surabaya, Jawa Timur. Pusat pengisian itu berkapasitas 28.800 unit per hari. BGI juga menyediakan kompor gas, selang, regulator, tabung gas, dan isi ulang gas dalam satu paket dengan merek Blue Gaz.

Pusat pengisian LPG di Surabaya disiapkan untuk memenuhi kebutuhan hingga sepuluh tahun ke depan. "Kami harus meningkatkan kapasitas refilling center, karena di tempat yang sudah ada sekarang, tidak bisa dikembangkan lagi," jelas Lianne.

Semula, TGKA menargetkan pembangunan pusat pengisian LPG ini tuntas kuartal I-2013. Kini, target penyelesaiannya mundur menjadi kuartal II-2013.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait



TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×