Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan
SUMEDANG. Dua negara yaitu Tiongkok dan Jepang saat ini sedang bersaing memperebutkan tender proyek kereta cepatĀ . Kedua negara tersebut menawarkan pembiayaan pembangunan kereta dari Jakarta ke Bandung.
Meski belum diputuskan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai pembangunan kereta cepat, namun Tiongkok sudah menyiapkan skema pembiayaannya. Dalam hal ini Tiongkok menawarkan saham 60% kereta cepat untuk Indonesia.
"Jadi 60% Indonesia dan 40% Tiongkok," ujar Wakil Duta Besar Tiongkok Untuk Indonesia Sun We De, di waduk Jatigede, Sumedang, Senin (31/8).
Sun We De memberikan penawaran khusus kepada Pemerintah Indonesia, bahwa pembangunan kereta cepat Tiongkok siap membiayai penuh. Dalam hal ini, pemerintah tak perlu mengeluarkan uang sedikit pun dari APBN untuk kereta cepat tersebut.
"Kalau di bidang kreatif kami juga ada keunggulan yang lebih besar. Yang paling penting kami tidak perlu anggaran dari pemerintah," ungkap Sun We De.
Sun We De memaparkan, Tiongkok sudah ada proposal yang berdaya saing paling tinggi ditawarkan ke Indonesia. Dalam hal ini transfer teknologi, Shogun kereta cepat Tiongkok bisa diajarkan kepada pekerja lokal, sehingga ke depan Indonesia bisa membuat dan mengembangkan kereta cepat sendiri.
"Ada alih teknologi dari pihak Tiongkok ke Indonesia. Ada pendidikan. Dan pelatihan untuk SDM lokal. Dan juga ada kerjasama membuka pasar pihak ketiga ke negara lain," kata Sun We De. (Adiatmaputra Fajar Pratama)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News