kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tokopedia memastikan akan melantai di bursa saham


Jumat, 23 Oktober 2020 / 20:45 WIB
Tokopedia memastikan akan melantai di bursa saham
ILUSTRASI. Penghargaan ?Best Companies to Work For? yang diterima Tokopedia, diberikan atas penilaian karyawan berdasarkan metode survei Total Engagement Assessment Model (TEAM) yang disusun oleh HR Asia.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli

Berdasarkan data yang dipaparkannya, Tokopedia menempati posisi kedua dalam hal nilai valuasi. Saat ini, perusahaan yang didirikan oleh William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison ini memiliki valuasi sebesar US$ 7,5 miliar atau setara Rp 111 triliun.

Adapun, posisi pertama diisi oleh Gojek yang diperkirakan memiliki valuasi senilai US$ 10 miliar, lalu Traveloka sebesar US$ 2,7 miliar, dan terakhir Bukalapak senilai US$ 2,5 miliar.

Hal tersebut juga diamini Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia atau Indonesian E-Commerce Association (idEA), Bima Laga. Ia menyebutkan masuknya perusahaan teknologi pada bursa saham merupakan sebuah peluang atau opsi untuk terus bertumbuh menilik pada kebutuhan inovasi dan investasi yang harus terus menerus dilakukan.

"Artinya, IPO merupakan peluang atau opsi yang bisa diambil oleh perusahaan-perusahaan teknologi di mana peningkatan investasi yang terus menerus dilakukan," ujarnya.

Baca Juga: Jangan lewatkan, penghapusan pajak mobil dan motor di berbagai daerah

Menurutnya, setiap perusahaan tekonologi memiliki peluang dalam melakukan IPO. Namun, ia kembali menegaskan bahwa hal tersebut merupakan kebijakan masing-masing perusahaan.

Bima juga tak khawatir apabila ada perusahaan teknologi yang masuk ke bursa saham dalam keuangan yang masih merugi. Menurutnya, yang perlu dilihat dari sisi pertumbuhannya.

"Saya optimis peluang itu masih bisa didapatkan, karena lihat saja Amazon saat melantai di bursa apakah sudah untung. Namun, perlu diperhatikan juga karena aturan masing-masing negara berbeda-beda. Perusahaan perlu melihat apakah aturan di Bursa Efek Indonesia memperbolehkan," kata Bima.

Selanjutnya: BNI tebar miliaran rupiah bagi nasabah e-commerce

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×