Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
Berdasarkan data yang dipaparkannya, Tokopedia menempati posisi kedua dalam hal nilai valuasi. Saat ini, perusahaan yang didirikan oleh William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison ini memiliki valuasi sebesar US$ 7,5 miliar atau setara Rp 111 triliun.
Adapun, posisi pertama diisi oleh Gojek yang diperkirakan memiliki valuasi senilai US$ 10 miliar, lalu Traveloka sebesar US$ 2,7 miliar, dan terakhir Bukalapak senilai US$ 2,5 miliar.
Hal tersebut juga diamini Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia atau Indonesian E-Commerce Association (idEA), Bima Laga. Ia menyebutkan masuknya perusahaan teknologi pada bursa saham merupakan sebuah peluang atau opsi untuk terus bertumbuh menilik pada kebutuhan inovasi dan investasi yang harus terus menerus dilakukan.
"Artinya, IPO merupakan peluang atau opsi yang bisa diambil oleh perusahaan-perusahaan teknologi di mana peningkatan investasi yang terus menerus dilakukan," ujarnya.
Baca Juga: Jangan lewatkan, penghapusan pajak mobil dan motor di berbagai daerah
Menurutnya, setiap perusahaan tekonologi memiliki peluang dalam melakukan IPO. Namun, ia kembali menegaskan bahwa hal tersebut merupakan kebijakan masing-masing perusahaan.
Bima juga tak khawatir apabila ada perusahaan teknologi yang masuk ke bursa saham dalam keuangan yang masih merugi. Menurutnya, yang perlu dilihat dari sisi pertumbuhannya.
"Saya optimis peluang itu masih bisa didapatkan, karena lihat saja Amazon saat melantai di bursa apakah sudah untung. Namun, perlu diperhatikan juga karena aturan masing-masing negara berbeda-beda. Perusahaan perlu melihat apakah aturan di Bursa Efek Indonesia memperbolehkan," kata Bima.
Selanjutnya: BNI tebar miliaran rupiah bagi nasabah e-commerce
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News