Reporter: Izzatul Mazidah | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Pasca beroperasinya jalan tol Jakarta Outer Ring Road West 2 (JORR W 2) seksi Ciledug-Ulujami sepanjang 2 km pada 22 Juli 2014 dan seksi Kebon Jeruk-Ciledug (5,6 km) pada 27 Desember 2013 mempengaruhi perkembangan properti dan harga tanah di lingkungan sekitar jalur tol.
Ali Tranghada, Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) mengatakan hadirnya akses tol tersebut membuat para pengembang berbondong-bondong untuk mendirikan proyek tak jauh dari lokasi tol.
“Banyak pengembang besar sudah masuk, harga tanah juga akan naik," ujar Ali, Minggu (7/9).
Menurut Ali saat ini harga di kawasan tersebut masih berkisar Rp 20-30 juta per meter persegi. Nah, tidak akan lama lagi, harga lahan itu akan naik sekitar 25%.
Pengembang yang saat ini sudah mulai masuk pada lahan-lahan jalur JORR W 2, yaitu Ciputra Land dengan mengembangkan proyek diatas lahan 7,4 hektare. Lalu ada juga AKR yang sudah mulai konstruksi mengembangkan proyek apartemen dan perkantoran.
Selain itu, pengembang yang dari dulu sudah masuk dikawasan Jakarta Barat seperti Copylas Indonesia dan Jan Darmadi Corporation sepertinya juga akan mengembangkan lagi proyeknya pasca JORR W 2 beroperasi.
Menurut data Colliers, ada banyak pengembang yang sudah mulai konstruksi atau in planning untuk mengembangkan daerah sekitar jalur JORR W 2. Diantaranya ST Morits Office Tower, St Moritz New Presidential Tower, Puri Indah Financial Tower, Gallery West, Belmont Residences, Gianetti Apartement, dan Satu8 Residence.
Selanjutnya adalah The Nest Apartement, Point 8 (air crew tower), Madison Park, Puri Mantion Apartement, Wang Residence, Puri Orchard, Maqna Residence, dan Victoria Resicens.
Dengan banyaknya proyek pembangunan tersebut, Ali memprediksi, kawasan ini akan menjadi kawasan segi tiga emas baru. Khususnya Puri Indah, Kebon Jeruk dan Permata Hijau.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News