Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jalan Tol Kunciran-Serpong sebentar lagi dibuka untuk umum. Tol ini dirancang sepanjang 11,4 kilometer. Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit mengatakan, pengoperasian jalan berbayar sepanjang 11,4 kilometer ini paling cepat pertengahan tahun 2019.
"Tol Kunciran-Serpong yang merupakan bagian dari Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) 2, ini satu dari sembilan tol yang akan diresmikan tahun 2019 ini," kata Danang dalam keterangan tertulis, Senin (12/8).
Baca Juga: Sembilan ruas jalan tol siap diresmikan hingga akhir tahun 2019, ini rinciannya
Terdiri atas dua seksi, tol yang digarap PT Marga Trans Nusantara tersebut membentang dari Seksi I Kota Tangerang Selatan sepanjang 6,72 kilometer dan Seksi II Kota Tangerang sepanjang 4,42 kilometer.
Kehadiran tol ini diharapkan dapat mendukung kelancaran arus kendaraan terutama dari Serpong menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta, dan sebaliknya.
Selain itu, menurut Director Research and Consultancy Cushman and Wakefield Arief Rahardjo, dampaknya terhadap sektor properti juga akan secara langsung meningkatkan nilai jual, terutama properti di kawasan-kawasan yang dilintasinya.
Baca Juga: Akan Terima Pembayaran Rp 6 Triliun, Ini Proyek Wijaya Karya (WIKA) yang Mau Tuntas
Properti-properti apa sajakah itu? Arief memprediksi, township atau pengembangan perumahan skala kota yang awalnya belum memiliki akses tol atau exit toll langsung seperti BSD City, Alam Sutera, dan Bintaro Jaya, bakal terkena dampak sangat besar.
"Hal ini dimungkinkan, karena sebagian besar dari masyarakat Jadebotabek masih mengandalkan mobil privat untuk transportasi," ujar Arief kepada Kompas.com, Senin (12/8).
Kawasan-kawasan ini, kata Arief, sudah lama diincar pengembang. Terutama pengembang yang belum memiliki land bank.
Baca Juga: Waskita (WSKT) akan terbitkan global bond Rp 3 triliun
Sementara bagi pengembang yang sudah lama memiliki land bank akan segera merealisasikan rencananya untuk membangun proyek baru.
Biasanya, pengembang akan berusaha mendapatkan lahan yang lokasinya dekat degan exit toll. Atau, apabila memang sudah punya landbank, pengembang akan berusaha mendapatkan exit toll langsung.
Selain mereka, tentu saja keluarga muda dan konsumen pembeli rumah pertama yang belum menemukan rumah idaman. "Karena di area-area ini, harga propertinya masih relatif lebih terjangkau bagi keluarga muda," imbuh Arief.
Baca Juga: Tol Cijago Seksi II siap beroperasi, akses warga Depok kian mudah
Rumah dengan luas bangunan sekitar 55-116 meter persegi dan dimensi lahan 60-105 meter persegi, masih dibanderol dengan harga serentang Rp 1 miliar hingga Rp 1,5 miliar.
Namun demikian, Arief mengakui, siklus pasar properti untuk setiap sektor berbeda. Akan tetapi, faktor lokasi termasuk aksesibilitas merupakan pengaruh terbesar bagi konsumen untuk memutuskan membeli properti.
"Jadi kalau pengembang bisa mengambil peluang di aksesibilitas, faktor kesuksesan lainnya relatif lebih mudah diatasi," ujar Arief.
Vice President Director Triniti Land Bong Chandra mengemukakan hal senada. Menurut dia, kendati kenaikan nilai jual properti dibentuk oleh bertambahnya permintaan atau demand, dibukanya infrastruktur baru macam Tol Kunciran-Serpong, akan menstimulasi munculnya aktivitas ekonomi baru.
Baca Juga: Semester I, kinerja Astra Infra ditopang konektivitas tol Trans-Jawa
"Aktivitas yang sebelumnya absen. Aktivitas inilah yang akan menciptakan permintaan baru. Secara organik harga properti tentu akan naik," cetus Bong.
Dia mencontohkan, properti-properti yang dikembangkan Triniti Land dilirik pembeli karena faktor aksesibilitas dan infrastruktur.
Harganya terus menanjak, terlebih mendekati peresmian dan pembukaan jalan tol baru tersebut. Saat ini, harga apartemen Brooklyn sudah menembus angka Rp 28 juta per meter persegi, Springwood Rp 25 juta per meter persegi, dan Yukata Rp 30 juta per meter persegi.
Baca Juga: Jasa Marga masih percaya diri dapat meningkatkan pendapatan di lini bisnis jalan tol
Kemudian, The Smith mencapai Rp 28 juta per meter persegi, dan Collins Rp 23 juta per meter persegi.
Nah, melihat peluang dari tol baru ini, Triniti Land akan memanfaatkannya dengan merencanakan peluncuran menara terbaru dari Collins Boulevard Superblock, yaitu The Scott Residence.
Peluncuran akan dilakukan pada Oktober 2019. Saat ini, mereka tengah mempersiapkan proyek terbaru di Batam, Kepulauan Riau. (Hilda B Alexander)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Properti-properti yang Diuntungkan Kehadiran Tol Kunciran-Serpong",
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News