Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. PT Total Bangun Persada Tbk harus berjuang lebih keras lagi tahun ini. Hingga tutup catatan keuangan kuartal I-2016, mereka belum bisa memenuhi mimpi mengantongi kontrak pekerjaan dari pembangkit listrik.
Padahal Total Bangun menargetkan pekerjaan pembangkit listrik bisa berkontribusi 10% terhadap pendapatan tahun 2016. Jika target total pendapatan tahun ini sebesar Rp 2,6 triliun, berarti target kontribusi pendapatan pekerjaan pembangkit listrik sebesar Rp 260 miliar.
Sementara target total laba bersih Total Bangun tahun ini sebesar Rp 210 miliar. Target tersebut lebih besar 9,78% ketimbang realisasi laba bersih mereka pada tahun 2015, yakni Rp 191,29 miliar.
Apa lacur, dewi fortuna belum menyambangi Total Bangun. "Sampai saat ini kami belum mendapatkan proyek pembangkit," ujar Mahmilan Sugiyo Warsana, Sekretaris Perusahaan PT Total Bangun Persada Tbk kepada KONTAN, Sabtu (2/4).
Meskipun begitu, boleh dibilang Total Bangun mendapatkan pelipur lara. Sepanjang kuartal I-2016 kemarin, Total Bangun mendekap kontrak anyar senilai Rp 314 miliar. Jika dibandingkan dengan perolehan kontrak anyar kuartal I-2015 sebesar Rp 285 miliar, nilai kontrak anyar triwulan pertama tahun ini lebih besar 10,18%.
Kontrak anyar Total Bangun awal tahun ini berupa proyek pembangunan pusat perbelanjaan di Pekanbaru, Riau dan pembangunan universitas di Serpong, Tangerang Selatan, Banten. Nilai kedua kontrak anyar tadi setara dengan 10,47% terhadap target perolehan kontrak anyar tahun ini yang sebesar Rp 3 triliun.
Selanjutnya hingga kuartal IV nanti, Total Bangun akan melanjutkan strategi mengulik kontrak anyar dari proyek swasta. Jagoan perusahaan berkode TOTL di Bursa Efek Indonesia tersebut masih berupa pembangunan apartemen dan perkantoran.
Menurut catatan terakhir Total Bangun per Oktober 2015, perusahaan tersebut mengikuti aneka tender pekerjaan dengan total nilai Rp 6,09 triliun. Dari total nilai kontrak yang mereka ikuti itu, Rp 3,05 triliun berupa kontrak proyek perkantoran dan Rp 1,795 triliun berupa kontrak proyek apartemen.
Ambil alih proyek
Namun di tengah optimisme tahun ini, Total Bangun tetap waspada menghadapi tantangan bisnis. Berkaca dari tahun lalu, perusahaan tersebut tak bisa memenuhi target awal pendapatan 2015 sebesar Rp 2,3 triliun.
Realisasi pendapatan Total Bangun tahun lalu yakni Rp 2,27 triliun. "Ini terutama karena ada beberapa pekerjaan yang pelaksanaannya diambil alih secara langsung oleh pemberi kerja," terang Mahmilan.
Manajemen Total Bangun menjelaskan, tahun lalu ada pemilik proyek mengambil alih sebagian pekerjaan konstruksi yang melibatkan produk impor. Kondisi itu terjadi pada jenis kontrak langsung antara Total Bangun dengan pemilik proyek. Hanya, perusahaan itu tak membeberkan identitas pemilik proyek.
Beruntung, Total Bangun masih bisa membukukan pertumbuhan laba bersih 15,65% menjadi Rp 191,398 miliar. Penopang pertumbuhan bottom line mereka adalah kontribusi proyek kerja sama operasi (KSO) senilai Rp 62,307 miliar.
Hingga tutup kuartal I-2016, Total Bangun sudah membelanjakan 20% dana belanja modal alias capital expenditure, atau sekitar Rp 30 miliar. Total belanja modal 2016 yakni Rp 150 miliar.
Total sudah punya rencana penggunaan belanja modal tahun ini. Sebut saja membeli lahan, merenovasi gedung serta membeli peralatan proyek dan peralatan IT.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News