Reporter: Fitri Nur Arifenie, Azis Husaini | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Total E&P Indonesie (Total) menyatakan tidak akan mundur dalam proyek pengembangan gas di East Natuna, Kepulauan Riau.
Hal tersebut disampaikan Presiden Direktur dan General Manager Total E&P Indonesie, Elisabeth Proust ketika di wawancara KONTAN, Rabu (29/2).
Proust bilang, Total berniat bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero) untuk mengelola proyek gas East Natuna tersebut.
Seperti diketahui, Pertamina berencana mengelola East Natuna bersama tiga mitra, yakni Esso Natuna Ltd (unit usaha ExxonMobil Corp), Total E&P Activities Petrolieres (unit usaha Total SA), dan Petroliam Nasional Berhad (Petronas).
Namun dikemudian hari, Petronas menyatakan mundur dari dari proyek tersebut, sehingga PT Pertamina (Persero) akan mengelola East Natuna itu bersama dua mitranya yaitu Esso Natuna Ltd dan Total E&P Activities Petrolieres, unit bisnis dari Total E&P Indonesie.
"Sekarang kami masih menyelesaikan diskusi yang belum terselesaikan," terang Proust kepada KONTAN. Ia menjelaskan, Total memiliki teknologi pengembangan blok East Natuna yang memiliki cadangan gas 46 triliun kubik kaki (TCF).
Namun begitu, blok East Natuna memiliki kandungan CO2 70%. Dengan karakteristik ini, pengembangan blok ini membutuhkan waktu sekitar enam sampai 10 tahun sampai produksi.
Terkait dengan jumlah kepemilikan saham, Proust enggan menyebut nilainya. Namun begitu, Total sudah bersedia jika Pertamina menjadi operator di blok tersebut. "Dari awal kami sudah tahu, bahwa Pertamina yang akan menjadi operator," terang Proust.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News