kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Toyota Astra Motor Sebut Efek Keterbatasan Semikonduktor Tak Signifikan


Senin, 27 Juni 2022 / 19:06 WIB
Toyota Astra Motor Sebut Efek Keterbatasan Semikonduktor Tak Signifikan
ILUSTRASI. Penjualan mobil pada salah satu dealer Toyota di Jakarta, Minggu (27/03). KONTAN/Baihaki/27/03/2022


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Toyota Astra Motor (TAM) menilai, sampai saat ini dampak langsung kelangkaan pasokan semikonduktor global tidak begitu terasa. Toyota berusaha semaksimal mungkin memastikan suplai kendaraan yang memadai bagi para konsumennya.

Direktur Pemasaran Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy mengatakan, TAM tidak begitu terpengaruh oleh kelangkaan semikonduktor lantaran 90% model Toyota di pasar Indonesia merupakan buatan lokal. “Alhasil, dampak tantangan ini masih bisa dikendalikan dan tidak terdampak ke semua model dengan kondisi yang berbeda-beda,” ujar dia, Senin (27/6).

Memang, ada beberapa model baru Toyota di tahun ini yang ternyata menimbulkan waktu inden yang cukup lama, misalnya Land Cruiser, Voxy, dan Fortuner 4x4. Namun, inden tersebut lebih disebabkan oleh permintaan yang besar dari konsumen.

Anton pun menyebut bahwa faktor yang menyebabkan inden pada dasarnya cukup banyak, tak hanya terbatas oleh proses produksi yang terdampak oleh kelangkaan pasokan semikonduktor. Inden juga dipengaruhi oleh faktor manajemen suplai dan permintaan. Alhasil, Toyota berusaha seoptimal mungkin untuk menyeimbangkan manajemen suplai dan permintaan untuk kebutuhan konsumen maupun kesehatan operasional perusahaan.

Baca Juga: Kelangkaan Semi Konduktor Masih Berlanjut, Beli Mobil Nissan Inden 1-3 Bulan

Tantangan TAM saat ini ada pada meningkatnya kebutuhan mobilitas yang sejalan dengan pemulihan ekonomi setelah pandemi. Oleh karena itu, Toyota memastikan ketersediaan mobil-mobilnya cukup untuk memenuhi kebutuhan yang ada, khususnya segmen dengan volume pasar terbesar.

“Kami juga terus memonitor bersama manufaktur untuk bisa memenuhi permintaan, termasuk model-model yang memiliki permintaan tinggi,” imbuh dia.

Terkait kondisi harga mobil Toyota, Anton menilai bahwa faktor penentu harga mobil tentu tidak hanya berdasarkan biaya produksi saja, melainkan juga disesuaikan dengan permintaan konsumen dan segmentasinya. Penentuan harga jual mobil juga didasari oleh kondisi harga bahan bakunya.

Lantas, kalaupun harus melakukan penyesuaian harga, pihak Toyota memastikan adanya manfaat dan value yang sesuai dengan masing-masing segmen produk. Hal itu juga dibarengi oleh peningkatan improvisasi pada produk dan peningkatan kualitas program penjualan dan pasca penjualan.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan retail Toyota di periode Januari-Mei 2022 tercatat sebanyak 118.817 unit. Secara bulanan, Toyota mengalami penurunan penjualan ritel dari 25.789 unit pada April 2022 menjadi 18.000 unit pada Mei 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×