Reporter: Agung Hidayat | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Produsen petrokimia, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk melanjutkan ekspansi bisnis pada tahun ini. Melalui anak usahanya, PT Petrokimia Butadiene Indonesia (PBI), perusahaan tengah ancang-ancang menambah satu pabrik baru.
“Rencananya untuk produksi methyl tertiary dutyl ether (MTBE) dan Butene-1,” kata Harry Tamin, Kamis (18/5).
Untuk itu, emiten berkode TPIA ini telah memilih kontraktor asal Amerika Serikat, Chicago Bidge and Iron Company (CB&I) untuk melakukan desain engineering dan licensing. Rencananya, pabrik ini akan berkapasitas produksi 128.000 ton MBTE per tahun dan 43.000 ton Butene-1 per tahun.
Namun, Harry belum mau merinci nilai investasi pabrik tersebut. Menurutnya, TPIA masih menunggu kelengkapan data soal kebutuhan pembangunan pabrik baru “Ekspansi mungkin tidak selesai di tahun depan, bisa jadi groundbreaking pembangunan pabrik baru mulai di semester dua 2018,” tuturnya.
Yang jelas, pembangunan pabrik ini bakal menggunakan dana internal perusahaan. Harry mengatakan, perusahaan berharap bisa menjual produk pabrik ini dengan harga yang lebih baik. Lokasi pabrik masih berada di dalam komplek petrokimia TPIA yang telah eksis di Cilegon.
Pabrik ini bakal berbeda dengan rencana ekspansi besar TPIA untuk membangun kawasan industri petrokimia yang kedua senilai US$ 5 miliar. Rencananya investasi besar itu bakal terealisasi di 2021 mendatang.
Pabrik ini akan dikelola oleh PBI. Sebelumnya PBI yang didirikan di 2013, telah memproduksi 100.000 ton Butadiene dan Raffinate-1 sebagai produk sampingan. Sampai saat ini Raffinate-1 dikhususkan untuk pasar ekspor. Pabrik Butadiene yang telah dijalankan PBI, outputnya bakal digunakan untuk keperluan bahan baku pembuatan MTBE dan Butene-1.
MTBE bakal diserap untuk penggunaan campuran bahan bakar bensin dalam negeri. Sedangkan Butene-1 seluruhnya bakal dipakai TPIA untuk produksi polyethylene. “Ini semua sebagai rancangan strategi kita untuk terintegrasi secara vertical,” kata Harry.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal I, pendapatan TPIA tumbuh 76% menjadi US$ 632 juta. Porsi terbesar masih dari penjualan lokal yaitu 66% dari pendapatan. Namun, pertumbuhan paling besar ialah penjualan ekspor yang naik empat kali lipat, dari US$ 51 juta di kuartal I-2016 menjadi US$ 206 di kuartal I-2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News