Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Trada Maritime Tbk (TRAM) belum bisa melakukan banyak ekpansi pada tahun ini, karena perusahaan masih tersandera utang yang sangat besar. Oleh karena itu, perusahaan pelayaran ini masih akan fokus merestrukturisasi utang pada tahun ini.
Proses negosiasi restrukturisasi utang telah dimulai TRAM sejak setahun lalu. Saat ini, perusahaan sedang bernegosiasi dengan beberapa kreditur untuk menyelesaikan masalah utang. Dua yang paling besar yaitu dengan Bank ICB dan Bank Mandiri Syariah (BSM).
TRAM menargetkan restrukturisasi utang dengan kedua kreditur tersebut sudah rampung pada kuartal III mendatang, sehingga di akhir tahun ini, perusahaan masih bisa berinvestasi.
"Tahun ini kami masih fokus menyehatkan perusahaan dengan menyelesaikan utang-utang. Proses negosiasi dengan keduanya sudah dimulai sejak tahun lalu dan kami targetkan selesai tahun ini, sehingga beban kami akan turun, dan ke depan kami bisa fokus mengembangkan usaha," kata Ismail Mahruf, Direktur Utama Trada Maritime pada KONTAN, Kamis (22/6).
Ismail menjelaskan, negosiasi utang dengan BSM sudah hampir rampung. Proses tersebut tinggal menunggu perpanjangan kontrak kapal SPAB TAN 001 untuk angkutan batubara dengan Berau Coal. Maklum, kontrak yang mereka jalin dengan perusahaan tambang tersebut akan berakhir pada November 2017.
Trada Maritime optimistis negosiasi dengan BSM akan selesai di kuartal III, karena perusahaan yakin bisa mendapatkan perpanjangan kontrak dua tahun dengan Berau Coal. Sebab menurut Ismail, kapal yang dibutuhkan perusahaan tersebut hanya dimiliki TRAM.
Adapun proses restrukturisasi utang dengan Bank ICB ditargetkan bisa diteken bulan depan. Maklum, proses negosiasi sudah dilakukan sejak setahun yang lalu. Untuk menyelesaikan utang tersebut, TRAM akan menggunakan asetnya yakni kapal MT Concertina yang ada di Batam. TRAM memperkirakan nilai kapal tersebut mencapai US$ 4 juta.
Jika perusahaan berhasil merestrukturisasi utang dengan kedua debitur tersebut pada kuartal III ini, TRAM akan mulai melakukan investasi dan aksi korporasi di akhir tahun ini. Hanya saja, Ismail tidak bersedia menyebutkan aksi apa yang akan dilakukan perusahaan.
Dengan restrukturisasi tersebut, Trada Maritim optimistis bisa mencatatkan kinerja yang lebih baik hingga akhir tahun ini, sebab beban utang akan berkurang. Hanya saja, perusahaan belum menetapkan target kinerja tahun ini.
Berdasarkan laporan keuangan TRAM kuartal I 2017, utang perusahaan kepada ICB mencapai US$ 8,2 juta yang terdiri dari dua bentuk. Pertama beruipa utang bank jangka pebndek sebesar US$ 2,69 juta. Kemudian utang jangka panjang sebesar US$ 5,5 juta yang diperoleh sejak tahun 2012 untuk pembelian dan pemugaran kapal MT Cocertina dengan bungan 6,25% per tahun.
Sementara utang perusahaan kepada BSM mencapai US$ 768.473 yang digunakan untuk pembelian kapal SPAB TAB 001 pada tahun 2012. Utang ini akan jatuh tempo pada November 2017.
Di samping melanjutkan proses restrukturisasi utang, TRAM juga akan mengoptimalkan aset perusahan yang ada saat ini. Perusahaan masih memiliki 15 kapal saat ini dengan tingkat utilisasi 80%. Adapun kontrak yang sedang ditangani perusahaan saat ini diantaranya angkutan batubara dan angkutan LNG. "Kami masih fokus untuk melayani segmen FSO, LNG dan Dry bulk tahun ini," ujar Ismail.
Perusahaan menyiapkan capex sekitar Rp 6 miliar pada tahun ini untuk perbaikan atau maintenance kapal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News