kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Trans Power (TPMA) sebut pihaknya kewalahan menangani permintaan angkutan batubara


Kamis, 08 Agustus 2019 / 18:50 WIB
Trans Power (TPMA) sebut pihaknya kewalahan menangani permintaan angkutan batubara


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Trans Power Marine Tbk lihat potensi industri kapal angkut di semester II akan semakin membaik. Adapun faktornya semakin bertumbuhnya industri (pabrik) yang akan meningkatkan permintaan batu bara.

Rudi Sutiono, Direktur Trans Power Marine menyebutkan bahwa pihaknya kewalahan untuk menangani permintaan batubara yang terus meningkat. "Kami sampai sewa kapal, karena utilisasi kami sudah 100%," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (8/8).

Baca Juga: Tambah kapal, Trans Power Marine (TPMA) siapkan belanja modal Rp 150 miliar

Armada perseroan sendiri saat ini disebutnya sebanyak 35 set tug boat dan tongkang, serta 3 armada crane barge. Walaupun begitu, lantaran tingginya permintaan membuat pihaknya sewa 4 hingga 5 set kapal tug boat dan tongkang. Sayangnya, untuk nilai kontrak yang digenggam Rudi enggan memaparkannya.

Walaupun begitu, ia memaparkan tiga pelanggan utamanya yakni Korintiga Hutani, Jorong Barutama, dan Boreno Indobara yang menjadi kontributor terbesar dari kontrak yang didapatkan. "Mereka berkontribusi lebih dari 50% terhadap nilai kontrak," tuturnya.

Oleh sebab itu, untuk terus menangkap permintaan pasar pihaknya akan kembali menambah 1 set tug boat dan tongkat yang mana selama semester I kemarin disebutnya telah ditambahkan satu set. Asal tahu saja, untuk satu set tug boat dan tongkang yang berumur 5-10 tahun harganya sebesar Rp 23 miliar hingga Rp 24 miliar.

Penambahan armada tersebut juga sebagai strategi meningkatkan laba bersih perseroan. "Karena kami sewa sehingga kami harus membayar biayanya dan mengakibatkan margin profit mengecil," tuturnya.

Baca Juga: Pertengahan tahun, Trans Power Marine (TPMA) akan tambah enam set kapal tunda

Menilik laporan keuangan perseroan tercatat laba bersih sepanjang semester I turun dibandingkan pendapatan yang tercatat naik 1,53% menjadi US$ 21,26 juta dibandingkan periode yang sama tahun lalu US$ 20,94 juta. Untuk laba bersih tercatat sebesar US$ 3,27 juta turun 10,66% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 3,66 juta.

Selain itu, juga penurunan laba bersih perseroan disebabkan tahun ini beberapa armadanya harus masuk docking. "Ada sekitar 7 set - 8 set yang masuk docking," ujarnya.

Walaupun begitu, pihaknya optimis mengejar target pertumbuhan pendapatan dan laba bersih 20% dibandingkan realisasi tahun lalu.

Hanya saja, disebutnya tantangan faktor alam seperti cuaca dan banjir menjadi kendala target tersebut tercapai. Hal tersebut merujuk pada Juni lalu beberapa tambang di Kalimantan alami banjir dan cuaca yang buruk sehingga menghambat kinerja perseroan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×