kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.398.000   2.000   0,08%
  • USD/IDR 16.726   -19,00   -0,11%
  • IDX 8.370   -1,56   -0,02%
  • KOMPAS100 1.159   1,71   0,15%
  • LQ45 844   2,78   0,33%
  • ISSI 293   0,51   0,17%
  • IDX30 443   1,88   0,43%
  • IDXHIDIV20 509   1,38   0,27%
  • IDX80 131   0,22   0,17%
  • IDXV30 136   -1,02   -0,74%
  • IDXQ30 140   0,57   0,41%

Transaksi Kredit Karbon dari PLTP & PLTBg Pertamina Capai 37.000 Ton C02e di COP30


Jumat, 14 November 2025 / 17:33 WIB
Transaksi Kredit Karbon dari PLTP & PLTBg Pertamina Capai 37.000 Ton C02e di COP30
ILUSTRASI. Pertamina mengungkapkan telah berhasil melakukan transaksi penjualan karbon 37.000 ton CO2e ke dua bank, yakni Bank Mandiri dan CIMB Niaga.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) melaporkan dalam ajang konferensi internasional untuk perubahan iklim COP30 di Belèm, Brasil, telah berhasil melakukan transaksi penjualan karbon sebanyak 37.000 ton CO2e kepada dua institusi perbankan, yakni Bank Mandiri dan CIMB Niaga.

Untuk diketahui, di ajang konferensi internasional untuk perubahan iklim tersebut, Pertamina hadir di sesi “Seller Meet Buyer” yang menjadi salah satu wadah perdagangan karbon di tingkat global.

“Kehadiran Pertamina untuk memanfaatkan peluang di COP30 terutama di Paviliun Indonesia salah satunya seller meet buyer yang merupakan platform pertemuan penjual dan pembeli kredit karbon,” ujar Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis  PT Pertamina (Persero), Agung Wicaksono di sela-sela KTT – COP30, Belèm, Brasil melalui keterangan tertulis dikutip Jumat (14/11/2025).

Lebih lanjut, kredit karbon tersebut berasal dari proyek Pembangkit Listrik Tenaga Biogas Sei Mangkei di Sumatra Utara dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Lahendong di Sulawesi Utara.

Baca Juga: Penjualan Pakaian Lokal Naik 10% Berkat Larangan Impor Pakaian Bekas

Hal ini menambah total pencapaian kumulatif, setelah sebelumnya Pertamina berhasil menjual 846rb ton CO2e (setara dengan US$ 3 juta) sejak September 2023.

Terkait perdagangan karbon, kata Agung, Pertamina menyiapkan langkah-langkah untuk menangkap peluang di pasar karbon.

Saat ini, Pertamina telah menyiapkan internal carbon pricing untuk memudahkan keputusan-keputusan investasi serta memperhitungkan nilai ekonomi karbon di dalamnya yang dapat mendorong bisnis rendah karbon dan efisiensi energi.

Dengan itu, Pertamina dapat mengembangkan banyak proyek energi baru terbarukan atau proyek yang berbasis bahan baku ramah lingkungan seperti Geothermal. 

“Pertamina punya banyak proyek geothermal. Dari proyek-proyek geothermal tersebut, proyek-proyek energi baru terbarukan lainnya seperti PLTBg, maupun yang berbasis nature based solution seperti penghijauan kembali itu bisa menghasilkan karbon kredit,” imbuh Agung.

Pertamina lanjutnya, akan melakukan mekanisme Measurement Registration Verification (MRV) untuk memastikan proyek energi baru terbarukan tersebut valid dan diakui baik di pasar domestik maupun pasar global, sehingga nantinya perusahaan bukan hanya mendapatkan pendanaan, tetapi juga proyek-proyek yang menghasilkan energi yang ramah lingkungan.  

“Proyek-proyek itu bukan hanya green tetapi juga gold, karena itu kita perlukan untuk bangun Indonesia lebih bersih, lebih hijau, lebih maju dan lebih kaya,” tandas Agung.

Baca Juga: Bukan untuk Operasional, Danantara Buka Peluang PSO untuk Biayai Infrastruktur

Pada kesempatan terpisah, Vice President Corporate Communication Pertamina Muhammad Baron menyampaikan, komitmen Pertamina dalam perdagangan kredit karbon telah ditunjukkan sejak peluncuran perdananya di Indonesia.

Bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI), Pertamina mengukir sejarah sebagai penjual kredit karbon pertama melalui IDXCarbon pada 26 September 2023, dengan penjualan saat ini terakumulasi mencapai 864.000 tCO2e.

Pada tahun 2025, Subholding PNRE Pertamina yang didukung oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan BEI, telah menghasilkan kredit karbon dari sektor energi terbarukan sebesar 249.000 ton CO2e.

“Pertamina melalui subholding Pertamina NRE menghasilkan kredit karbon dari proyek panas bumi dan limbah cair dari pabrik pengolahan kelapa sawit (Palm Oil Mill Effluent/POME) untuk memenuhi permintaan pasar. Dengan dukungan Pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya, Pertamina akan memimpin dekarbonisasi dan memperluas ekosistem perdagangan karbon di Indonesia,” pungkas Baron.

Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs).

Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.

Selanjutnya: Bitcoin Anjlok ke Bawah US$96.000, Terendah Sejak Mei 2025

Menarik Dibaca: Teknologi Digital dan AI Hadirkan Inovasi di Industri Kedokteran Gigi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×