kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Transformasi Digital di Industri Ritel Makin Marak, Ini Kata Pengamat


Jumat, 04 Maret 2022 / 21:31 WIB
Transformasi Digital di Industri Ritel Makin Marak, Ini Kata Pengamat
ILUSTRASI. AlloFresh


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belakangan ini industri ritel semakin marak melakukan transformasi bisnis dengan mengembangkan platform online untuk mendukung bisnis offline-nya. Inovasi ini dapat menggandeng perusahaan teknologi atau membuat ekosistem digitalnya sendiri.

Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Nailul Huda mengatakan,  berdasarkan data Google, Temasek, dan Bain, pertumbuhan belanja groceries atau kebutuhan sehari-hari merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan belanja kebutuhan lainnya seperti kosmetik dan fashion.

"Maka dari beberapa kali kesempatan saya selalu yakin akan semakin banyak perusahaan teknologi yang masuk ke bisnis groceries ini," jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (4/3).

Termasuk masuknya ritel kecil seperti Indomaret dan Alfamart yang mulai mengembangkan pesan antar produk sendiri. Mengikuti hal ini, Huda juga  juga yakin ritel besar akan terus berinovasi untuk masuk ke bisnis yang sama, seperti Hypermart, Transmart, atau lainnya. Hal ini dikarenakan ritel-ritel besar ini mempunyai jaringan yang sangat luas.

Huda menilai, ritel besar harus memanfaatkan inovasi jaringan tersebut. Upaya transformasi teknologi dapat dilaksanakan melalui kerja sama dengan perusahaan teknologi atau membuat ekosistemnya sendiri.

Baca Juga: AlloFresh Manfaatkan Dana Rp 1 triliun untuk Kembangkan Operasional dan Teknologi

Kabar terhangat dari industri ritel besar, Trans Retail Indonesia bekerjasama dengan Bukalapak  dan Growtheum Capital Partners meluncurkan AlloFresh, sebuah platform belanja kebutuhan sehari-
hari secara daring. 

AlloFresh akan memulai bisnisnya dengan pendanaan awal sebesar Rp 1 triliun, menawarkan lebih dari 150.000 SKU dari sekitar 10.000 pemasok.

Huda melihat, dibuatnya AlloFresh ini merupakan strategi kolaborasi yang sepertinya sudah menjadi strategi andalan dalam bersaing di industri ekonomi digital.

Huda menilai kolaborasi yang baik akan menimbulkan efisiensi operasional, peningkatan pangsa pasar, hingga peningkatan nilai valuasi dari platform digital. Maka perusahaan yang masih mau bersaing tentu akan melakukan kolaborasi untuk bisa bertahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×