kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Transisi Energi Terbarukan Vale Indonesia (INCO) Mendapat Perhatian Media Asing


Jumat, 06 Oktober 2023 / 22:14 WIB
Transisi Energi Terbarukan Vale Indonesia (INCO) Mendapat Perhatian Media Asing
Sebuah truk mengangkut ore nikel pada lahan konsesi PT Vale Indonesia Tbk (INCO) di Blok Sorowako, Sulawesi Selatan.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang berupaya mendorong energi bersih mendapatkan sorotan dari media internasional.

Salah satunya, kantor berita terkenal, Associated Press (AP), merilis sebuah video jurnalistik dengan judul "Menghadapi tekanan yang semakin besar dari pelanggan, beberapa penambang beralih ke energi terbarukan". 

Video ini menyoroti bagaimana perusahaan-perusahaan tambang, termasuk PT Vale Indonesia, bereaksi terhadap tantangan energi global.

Dalam video tersebut, PT Vale Indonesia digambarkan sedang melakukan transisi dari energi fosil ke energi terbarukan di situs tambangnya di Sorowako, Sulawesi Selatan. 

Baca Juga: Asing Banyak Menadah Saham-Saham Ini Saat IHSG Merosot Kemarin

Victoria Milko, jurnalis AP, menekankan bagaimana permintaan global terhadap mineral, yang esensial untuk baterai dan panel surya, telah meningkat seiring dengan pergeseran menuju energi terbarukan.

Ironisnya, permintaan ini juga berkontribusi pada kenaikan emisi karbon oleh perusahaan pertambangan. Namun, Vale, salah satu perusahaan pertambangan global, menjalankan operasi peleburan nikelnya di Sorowako dengan memanfaatkan energi dari tiga bendungan pembangkit listrik tenaga air di dekat lokasi.

AP mencatat bahwa beberapa perusahaan tambang telah mulai mengurangi ketergantungan mereka pada bahan bakar fosil dalam proses ekstraksi dan pemurnian.

 

Febriany Eddy, CEO PT Vale Indonesia Tbk, menjelaskan ketiga bendungan pembangkit listrik tenaga air yang menjadi sumber energi operasionalisasi itu menghabiskan investasi modal hampir satu miliar dolar AS.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Vale Indonesia (INCO) Saat Harga Nikel Tertekan

Setelah bertahun-tahun, semua investasi itu memberikan dampak terhadap biaya operasional PT Vale Indonesia sebagai salah satu yang terendah dalam kategori produsen Nikel Laterit. 

"Hal ini dikarenakan kami mempunyai pembangkit listrik tenaga air, sehingga pembangkit listrik tenaga air tidak hanya mengurangi emisi karbon tetapi juga mengurangi biaya yang kita keluarkan saat ini. Sebab, kita tidak lagi terlalu fluktuatif terhadap biaya bahan bakar dan batu bara. Karena kita punya pembangkit listrik tenaga air," tuturnya.

Aimee Boulanger, executive director Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA), menjelaskan di dunia yang sudah mengalami stres iklim, masyarakat diminta menjadi bank sumber daya nasional untuk transisi energi. 

"Melindungi lingkungan tempat mereka tinggal, air minum, dan pengelolaan limbah-lebih dari sekadar emisi karbon, namun juga merupakan bagaimana cara menjaga ekosistem secara berkelanjutan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×