Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Harga batubara yang masih melempem membuat perusahaan pelayaran angkutan batubara, PT Transpower Marine Tbk tidak berani berharap banyak sampai akhir tahun ini. Semula, emiten dengan kode saham TPMA ini menargetkan pertumbuhan bisnis 10% sampai 15%, kini direvisi menjadi sama dengan pendapatan tahun lalu.
Menurut Rudy Sutiono, Direktur PT Transpower Marine Tbk, pihaknya tidak bisa berbuat di tengah harga batubara yang masih belum juga merangkak naik. "Kami berharap sama dengan tahun lalu sudah cukup lumayan," katanya kepada KONTAN, Kamis (6/8).
Menurutnya, beberapa klien yang kebanyakan penambang batubara mengajukan penurunan tarif angkutan antara 3% sampai 5%. Soalnya, harga jual batubara sudah di bawah ongkos produksi.
Alhasil, perusahaan ini pun mengkaji ulang rencana membeli satu atau dua unit kapal baru. Hingga saat ini, belanja modal tahun ini sebanyak Rp 250 miliar belum dipakai.
Perusahaan ini bakal menunda rencana bisnis ini sampai akhir tahun ini atau paling lambat awal tahun nanti. Soalnya, lebih menguntungkan menyewa kapal dari pihak ketiga.
Meski begitu, Transpower Marine masih bisa bernafas lega. Sebab, seluruh armada kapal angkut yang terdiri dari 35 kapal tug and boat (tunda) dan tiga kapal floating crane masih beroperasi. Bahkan untuk memenuhi permintaan konsumen, perusahaan ini sudah menambah armada dengan cara menyewa. Hal ini terjadi lantaran Transpower masih memiliki kontrak kerja dengan durasi antara dua tahun hingga 10 tahun.
Apalagi baru-baru ini pihaknya juga telah mendapatkan kontrak dari perusahaan pengiriman asal Jepang. Kapal milik Transpower diminta mengirimkan batubara ke Filipina. Namun Rudy tidak bersedia memastikan nilai kontrak tersebut.
Menurut Rudi, pekerjaan ini masih bersifat ujicoba. Bila sang klien cocok, bisa ada perpanjangan kontrak. Ia menghitung, bila rencana ini lancar, untuk sekali jalan, pihaknya bisa meraup US$ 200.000 per kapal. "Jika biaya perjalanan selama 1,5 bulan, dalam setahun kami bisa dapat US$ 2 juta sampai US$ 3 juta," katanya.
Selain bermodalkan tambahan kontrak, Transpower Marine optimistis pendapatan di semester II 2015 ini bisa lebih baik dari semester satu. Kondisi ini terjadi karena di awal tahun banyak terjadi cuaca buruk sehingga banyak kapal TPMA tidak berlayar.
Sekedar catatan, di semester I-2015, Transporwer Marine mengantongi pendapatan US$ 26,64 juta atau anjlok 68% dari pendapatan di periode serupa tahun lalu yang US$ 38,83 juta lantaran operasional kapal tunda turun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News