Reporter: Arif Wicaksono Aryadi | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. PT Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV) menjadi salah satu TV nasional yang lolos tahap prakualifikasi Lembaga Penyiaran Penyelenggara Penyiaran Multipleksing (LPPPM). Selain Trans TV, empat TV nasional lain juga mendaftar sebagai anggota lembaga tersebut.
Gatot S Dewabroto, Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika mengatakan, kemarin Senin (25/6), pihaknya telah mengumumkan perusahaan televisi mana saja yang lolos tahap prakualifikasi LPPPM. "Kita langsung dikirimkan hasilnya kepada peserta baik yang lolos maupun tidak," katanya kepada KONTAN, Senin (25/6).
Anggota LPPPM dipilih melalui beauty contest bukan tender. Sebanyak 37 perusahaan penyiaran televisi telah mendaftar, menurut Gatot, dari 37 perusahaan yang ikut sebanyak lima perusahaan merupakan TV nasional dan sisanya merupakan TV lokal. Sayang Gatot tidak mau membuka mulut mengenai siapa saja yang lolos prakualifikasi dan siapa yang tidak lolos.
Kepastian lolosnya Trans TV dalam seleksi LPPPM dikatakan oleh Hadiansyah Lubis, Kepala Komunikasi Pemasaran Trans TV. Menurutnya, Trans TV sudah lolos tahap prakualifikasi untuk lima zona yang diikuti.
Lima zona itu antara lain adalah zona 4 untuk DKI Jakarta dan Banten, zona 5 di Jawa Barat, zona 6 di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, zona 7 untuk Jawa Timur dan zona 15 untuk Kepulauan Riau. "Kami akan mengikuti proses seleksi LPPPM di 15 zona yang ditawarkan," kata Hadiansyah.
Sedangkan Arya Mahendra Sinulungga, Coorporate Communication PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC) belum bisa memastikan lolosnya MNC dalam prakualifikasi LPPPM, sebab belum menerima informasi resmi dari pemerintah. "Kami optimis lolos seleksi di lima zona yang diikuti," ujarnya.
MNC selain mengikutkan RCTI juga mendaftarkan Global TV sebagai anggota LPPPM. Arya menambahkan, pihaknya serius untuk ikut serta dalam lembaga itu, dibuktikan dengan rencana pembangunan pemancar di zona yang diikuti. Dia memperkirakan untuk migrasi sistem analog ke digital membutuhkan biaya sekitar Rp 4 triliun- Rp 5 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News