Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana penghapusan Bahan Bakar Minyak (BBM) Premium kembali mencuat sejalan dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 20 Tahun 2017 terkait batasan Research Octane Number (RON).
Dalam berita terdahulu, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK MR Karliansyah menyebut, PT Pertamina (Persero) akan menghapus Premium per 1 Januari 2021. Penghapusan Premium rencananya dimulai di wilayah Jawa, Madura, Bali (Jamali).
Menanggapi hal tersebut, Pjs. Vice President Corporate Communication Pertamina Heppy Wulandari menyampaikan, pada dasarnya kebijakan penyaluran Premium merupakan kewenangan pemerintah. Pertamina pun akan terus menyalurkan Premium selama masih ada penugasan.
Baca Juga: Pengamat: Penghapusan BBM jenis premium perlu diimbangi penurunan harga pertamax
Di sisi lain, Pertamina akan terus mengedukasi konsumen untuk menggunakan produk BBM ramah lingkungan dan yang lebih berkualitas. “BBM dengan RON lebih tinggi akan berdampak positif untuk mesin kendaraan dan udara yang lebih bersih,” ujar dia kepada Kontan, Minggu(15/11).
Selain edukasi, Pertamina juga memberikan stimulus berupa promo-promo BBM agar masyarakat dapat tergerak untuk mencoba BBM dengan kualitas lebih baik dan merasakan dampaknya ke mesin kendaraan. Salah satu upaya tersebut terwujud melalui Program Langit Biru yang dilaksanakan Pertamina di berbagai kota.
Upaya edukasi agar konsumen menggunakan BBM ramah lingkungan atau BBM beroktan tinggi sudah sesuai dengan arahan pemerintah yang ingin menurunkan emisi dari sektor transportasi. Berbagai regulasi juga diciptakan untuk mendorong penggunaan BBM yang lebih berkualitas dan rendah emisi.
Pertamina menyebut, jika memang konsumsi Premium dikurangi, hal ini tidak berpengaruh besar terhadap keuntungan perusahaan pelat merah tersebut. Sebab, marjin penjualan Premium memang lebih rendah dibandingkan produk BBM jenis gasoline lainnya. “Penetapan marjin ini didasarkan pada kualitas produk dan harga produk,” imbuh Heppy.
Baca Juga: Soal penghapusan Premium, YLKI: Memang sudah saatnya ditinggalkan masyarakat
Dia melanjutkan, secara umum konsumsi Premium dari tahun ke tahun sebenarnya terus mengalami penurunan. Ini artinya, animo masyarakat terhadap BBM dengan RON yang lebih tinggi sudah semakin baik. “Secara data, saat ini konsumsi Premium kurang dari 14% dari total penggunaan gasoline,” tuturnya.