Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) mencatatkan kinerja yang cukup moncer hingga kuartal III-2022, baik dari sisi finansial maupun operasional.
Berdasarkan laporan keuangan Bursa Efek Indonesia (BEI), TAPG membukukan penjualan sebesar Rp 6,74 triliun per kuartal III-2022 atau tumbuh 51,69% secara tahunan atau year on year (YoY). Bersamaan dengan itu, TAPG mengalami lonjakan laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk 227,74% (YoY) menjadi Rp 2,34 triliun.
Manajemen TAPG menyebut bahwa hasil kinerja keuangan yang positif ini disebabkan oleh produksi yang meningkat dibandingkan tahun lalu. Ini mengingat kondisi iklim yang baik pada tahun 2020 dan 2021. Di samping itu, mayoritas umur tanaman TAPG berada pada usia produktif yang disertai penerapan best agronomy practice.
Mengutip data dari Investor Newsletter, TAPG meraih kenaikan produksi tandan buah segar sebanyak 17,8% (yoy) menjadi 3,35 juta ton. TAPG juga berhasil meningkatkan produksi minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) sebesar 15,9% (YoY) menjadi 758.713 ton. Adapun produksi palm kernel (PK) TAPG turit mengalami kenaikan 21% (YoY) menjadi 132.418 ton.
Baca Juga: Pada Kuartal III, Produksi TBS Inti Triputra Agro Persada (TAPG) Naik 40%
Presiden Direktur Triputra Agro Persada, Tjandra Karya Hermanto menyampaikan, Iklim yang baik dan juga pemupukan yang optimal di saat umur tanaman berada di usia produktif merupakan kunci untuk mencapai pertumbuhan produksi tanaman-tanaman sawit TAPG.
Ia menilai, iklim tahun 2022 tampak lebih basah dari prediksi awal sehingga memberikan pengaruh positif pada produksi TAPG. Ditambah lagi, usia tanaman TAPG tengah berada dalam periode yang produktif, yakni 12,2 tahun.
“Peningkatan kinerja kami juga didukung oleh harga jual CPO dan PK yang relatif tinggi, di mana hal ini berhasil meng-offset kenaikan biaya produksi, khususnya biaya pupuk,” ungkap dia dalam siaran pers, Selasa (25/10).
Pada sembilan bulan pertama 2022, harga komoditas masih berada pada level yang relatif positif, yang mana harga CPO meningkat 43% dan Palm Kernel meningkat 39% yang berpengaruh langsung pada performa TAPG.
Dari sisi permintaan, ekspor CPO Indonesia juga sudah membaik yang mana stok CPO nasional sudah mulai berkurang berkat dukungan kebijakan dari pemerintah. Ekspor CPO juga didukung oleh tingginya permintaan dari negara tujuan utama seperti China dan India pada kuartal ketiga kemarin.
“Tingginya permintaan baik ekspor maupun konsumsi domestik melalui pangan dan energi diperkirakan akan tetap menjaga harga CPO relatif tetap tinggi hingga akhir 2022,” ungkap Tjandra.
Berkat kombinasi antara peningkatan penjualan dan harga jual yang tinggi, maka penjualan CPO dan Palm Kernel TAPG masing-masing mencapai Rp 5,8 triliun dan Rp 951 miliar atau meningkat 51% (YoY) dan 67% (YoY) dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
Selain itu, faktor pendorong peningkatan laba bersih TAPG tak hanya didasari oleh peningkatan penjualan bersih, melainkan juga keberhasilan TAPG dalam melakukan kontrol pada biaya produksi. Hal ini didukung pula oleh peningkatan produktivitas melalui penggunaan teknologi sekaligus program pengembangan berkelanjutan di berbagai area perkebunan TAPG.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News