kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45929,87   8,42   0.91%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tunas Baru Lampung (TBLA) proyeksikan penjualan bisa capai Rp 9 triliun tahun ini


Kamis, 12 Desember 2019 / 20:19 WIB
Tunas Baru Lampung (TBLA) proyeksikan penjualan bisa capai Rp 9 triliun tahun ini
ILUSTRASI. Tunas Baru Lampung (TBLA) proyeksikan penjualan bisa capai Rp 9 triliun tahun ini


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Periode sembilan bulan pertama agaknya menjadi periode yang cukup menantang bagi PT Tunas Baru Lampung Tbk. Dalam paparan publik yang berlangsung pada Kamis (12/12), manajemen menyebutkan bahwa laba bersih perseroan tercatat sebesar Rp 503 miliar di sepanjang Januari - September 2019. 

Padahal, sebelumnya, emiten yang memiliki kode saham TBLA ini membukukan laba bersih sebesar Rp 541 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Artinya, terdapat penurunan sekitar 7% atau sebesar Rp 38 miliar kalau dihitung-hitung. 

Baca Juga: Ketiban Berkah Beleid Biodiesel, Saham TBLA Direkomendasikan Beli

Maklum saja, kinerja penjualan perseroan memang hanya tumbuh tipis sekitar 1% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp 6,34 triliun di sembilan bulan pertama. Sebelumnya, penjualan perseroan tercatat sebesar Rp 6,29 triliun.

Deputi Presiden Direktur PT Tunas Baru Lampung Tbk, Sudarmo Tasmin mengatakan penurunan pada laba bersih disebabkan oleh penurunan harga komoditas sawit pada tahun 2019. 

“Jadi kalau secara rata-rata, semua produk minyak goreng sawit dan turunan lainnya semua itu kalau kita hitung rata-rata dulu (tahun 2018) sekitar Rp 7.900 (per kilogram)  menjadi Rp 7000 (per kilogram),” kata Sudarmo ketika ditemui usai acara paparan publik (12/12).

Baca Juga: Performa Banyak Perusahaan Tidak Sesuai Target, Ini Kinerja Emiten Indeks Kompas100

Padahal kalau mengacu kepada keterangan manajemen TBLA pada acara paparan publik (12/12), volume penjualan beberapa produk-produk sawit perseroan sebenarnya memang mengalami peningkatan. 

Produk biodiesel atau Fame Fatty acid methyl esters (FAME) misalnya, tercatat mengalami kenaikan mencapai 151% yoy. Kenaikan volume penjualan juga terjadi pada beberapa produk sawit lain seperti misalnya minyak inti sawit (Palm Kernel Oil/PKO) yang naik sekitar 27% dan Palm Expeller yang naik.

Maklum saja, saat ini bisnis sawit dan turunannya memang masih menjadi andalan utama perusahaan. Dalam paparan publik yang berlangsung pada Kamis (12/12), manajemen menjelaskan bahwa lini bisnis sawit dan turunannya memiliki kontribusi sekitar 67% dari total penjualan perseroan sepanjang Januari - September 2019. Sementara itu, bisnis gula dan turunannya menyumbang sekitar 33% dari total penjualan di periode yang sama.

Baca Juga: Tingkatkan kemandirian energi, Pertamina implementasikan B30

Sementara itu, berdasarkan komposisi penjualan per produk, produk biodiesel sendiri merupakan produk TBLA yang memiliki kontribusi cukup besar bagi penjualan perseroan di sembilan bulan pertama. Berdasarkan keterangan manajemen dalam paparan publik (12/12), produk biodiesel menjadi produk dengan kontribusi terbesar kedua dalam penjualan TBLA di sembilan bulan pertama, yakni sebesar 26%.

Adapun gula menjadi produk dengan sumbangan terbesar pertama di periode yang sama dengan porsi sebesar 32%. Adapun sekitar 42% penjualan sisanya berasal dari penjualan produk-produk lain seperti minyak inti sawit (Palm Kernel Oil/PKO), minyak goreng sawit (Olein), minyak sawit (CPO), dan lain-lain.

Kendati begitu, perseroan menyebutkan harga komoditas sawit sudah mulai menunjukkan tren yang positif di kuartal 4. Perseroan tidak menyebutkan proyeksi laba bersih, namun TBLA mengaku optimis penjualan perseroan bisa bertumbuh dibanding penjualan bersih perseroan tahun lalu yang sebesar Rp 8,61 triliun.

Baca Juga: Antisipasi adanya revolusi energi, Pertamina Energi Forum segera hadir

“Kalau kami lihat sales kami di kuartal IV cukup lumayan, kemungkinan (penjualan bersih) bisa di sekitar Rp 9 triliun,” kata Sudarmo (12/12).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×