Reporter: Muhammad Julian | Editor: Noverius Laoli
Sampai dengan akhir semester I 2020 lalu, ALDO telah menghabiskan Rp 3,5 miliar dari total anggaran untuk menambah line produksi serta membeli mesin-mesin produksi yang dibutuhkan dalam pengembangan.
“Di second half masih ada sekitar Rp 3 miliar lagi, itu akan ada penambahan kombinasi dari tambahan beberapa line dan area spacenya,” kata Herwanto.
Baca Juga: Salah seorang kepala daerah di Kaltim diduga beli Pulau Malamber Mamuju Rp 2 miliar
Sepanjang semester pertama tahun ini, penjualan bersih ALDO menyusut 7,77% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp 519,62 miliar. Secara terperinci, realisasi penjualan bersih tersebut terdiri atas penjualan kertas sebesar Rp 183,67 miliar, kertas konversi Rp 138,06 miliar, kimia Rp 121,40 miliar, dan polimer Rp 76,46 miliar.
Seturut penurunan pada sisi top line, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk ikut turun 18,96% yoy dari semula Rp 22,67 miliar di semester I 2019 menjadi Rp 19,06 miliar di semester I 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News