Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. BUMN Holding Industri Pertambangan, PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID), telah menyelesaikan transaksi pembelian sekitar 14% saham divestasi PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dari Vale Canada Limited (VCL) dan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd. (SMM).
Corporate Secretary MIND ID, Heri Yusuf, menyatakan bahwa MIND ID akan terus berkolaborasi dengan VCL dan pemangku kepentingan PT Vale lainnya dalam mengembangkan PT Vale.
"Kami akan mengoptimalkan proses hilirisasi hasil tambang PT Vale agar dapat mendukung industri dalam negeri serta kebutuhan ekspor dalam mendukung program hilirisasi," ujar Heri.
Pada 28 Juni 2024, MIND ID telah merampungkan pengambilan bagian atas saham baru sebagai pelaksanaan atas seluruh Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) yang diperoleh MIND ID dalam Penambahan Modal Dengan Memberikan HMETD I Vale Indonesia dan pembelian oleh MIND ID atas sebagian saham lama milik VCL, SMM, dan Vale Japan Limited di Vale Indonesia melalui pasar negosiasi di Bursa Efek Indonesia.
Baca Juga: Laba MIND ID Naik 59,16% pada Kuartal I-2024 Jadi Rp 9,94 Triliun
Dengan penyelesaian transaksi ini, MIND ID resmi menjadi pemegang saham terbesar di Vale Indonesia, dengan porsi saham yang meningkat dari 20,0% menjadi sekitar 34,0%. Sementara itu, kepemilikan VCL berkurang dari 44,4% menjadi sekitar 33,9%, dan kepemilikan SMM berkurang dari 15,0% menjadi sekitar 11,5%.
Divestasi saham ini merupakan bagian dari kewajiban perpanjangan izin operasi selama 10 tahun yang diperoleh Vale Indonesia melalui penerbitan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) hingga 28 Desember 2035.
Vale Indonesia menerima penerbitan IUPK pada 3 Mei 2024 sebagai kepastian hukum bagi perusahaan untuk tetap beroperasi di wilayah konsesinya.
Akuisisi saham Vale ini dinilai sebagai langkah strategis bagi MIND ID agar Indonesia dapat mengambil posisi yang lebih kuat dalam mengamankan pasokan bahan baku industri hilir berbasis nikel.
Baca Juga: MIND ID Ungkap Pemanfaatan Energi Terbarukan Capai 5.068 GWh Sepanjang 2023
Terlebih, komoditas nikel merupakan salah satu sumber daya mineral strategis dan penting bagi dunia, di mana nikel telah menjadi bahan baku utama baterai untuk kendaraan listrik dan infrastruktur penyimpan listrik.
“Aksi korporasi ini menjadi momentum dalam memperkuat posisi Indonesia dalam industri baterai dan kendaraan listrik ke depan,” pungkas Heri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News