Sumber: Antara | Editor: Yudho Winarto
BEIJING. Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo mengatakan penutupan rute Denpasar-Brisbane karena kurang menguntungkan secara ekonomi, dan akan memfokuskan rute penerbangan dari dan ke Tiongkok sejalan dengan meningkatnya jumlah pelancong Negeri Panda itu ke luar negeri.
"Secara ekonomi, rute Denpasar-Brisbane tidak lagi menguntungkan secara ekonomi," ungkapnya, kepada Antara di sela-sela kunjungannya ke Beijing, Senin.
Ia menuturkan rata-rata penerbangan Denpasar-Brisbane hanya mengangkut 200 orang per hari. "Padahal, meski pesawatnya jenis kecil tetap harus bisa terisi penuh. Ini yang tidak terjadi dalam beberapa waktu ini," katanya.
Penghentian penerbangan dengan pesawat berkapasitas 164 penumpang akan mulai efektif pada 1 Februari nanti. Garuda sudah mulai memberitahukan kepada agen perjalanan dan calon penumpang.
Mereka yang sudah memesan tiket dapat memperoleh pengembalian uang secara utuh, atau memperoleh tiket alternatif ke Sydney atau Melbourne, lalu menuju Denpasar.
Arif mengatakan dalam rangka "recovery" (pemulihan) pihaknya akan memfokuskan pada pasar-pasar potensial dan menguntungkan, antara lain Tiongkok.
Sejak kita menerbangi Indonesia-Tiongkok selama sepuluh tahun ini, perkembangannya cukup positif, didukung meningkatnya jumlah pelancong Tiongkok ke mancanegara yang tahun kemaren mencapai sekitar 100 juta orang," ujarnya.
Karena itu, selain melayani penerbangan reguler dari Jakarta ke tiga kota di Tiongkok daratan yakni Beijing, Shanghai, dan Guangzhou, Garuda Indonesia mulai melayani penerbangan charter ke enam kota lain di Tiongkok daratan langsung ke Bali pada awal 2015.
"Dipilihnya Bali, karena hampir 80 persen turis Tiongkok ke Indonesia tujuannya ke Bali," tutur Arif.
Ia menambahkan, selama ini jumlah penumpang yang diangkut untuk rute Indonesia dan Tiongkok rata-rata 200 hingga 300 ribu orang. "Dengan besarnya pasar yang ada, maka pada tahun ini jumlah penumpang yang dapat diangkut daam rute tersebut 500 hingga 600 ribu orang pada 2015," kata Arif.
Pada kesempatan yang sama Menteri Pariwisata Arief Yahya mengungkapkan selama periode Januari-November 2014 jumlah turis Tiongkok ke Indonesia tercatat 883.725 orang. Jumlah itu berada di urutan keempat setelah Singapura (1,32 juta), Malaysia (1,12 juta) dan Australia 996.032 orang.
"Dari 19 negara yang menjadi fokus pasar pariwisata Indonesia, Tiongkok menjadi salah satu fokus pasar utama selain Australia, Jepang, Korea, da Rusia," katanya.
Ke depan, diharapkan jumlah turis Tiongkok akan berada di posisi pertama atau kedua terbesar bagi Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News