Reporter: Pamela Sarnia | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. PT Rakuten Belanja Indonesia memutuskan untuk angkat kaki dari Indonesia. Situs belanja online asal Jepang tersebut akan mengakhiri operasionalnya di Indonesia mulai 1 Maret 2016.
“Rakuten menutup model awal pasar perdagangan elektronik di Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Ini merupakan bagian dari transformasi dari perdagangan elektronik yang menjadi kunci dari peta strategi global Rakuten di masa depan yang diumumkan pada 12 Februari kemarin,” kata Annnisa M Azwan, Juru Bicara PT Rakuten Belanja Indonesia kepada KONTAN, Minggu (14/1).
Meski menutup kantor di tiga negara, kata Annisa, perusahaan masih mempertahankan kantor pusat regionalnya yang berlokasi di Singapura.
Berdasarkan publikasi perusahaan yang diunggah pada situs resminya, Rakuten kini tengah menggarap aplikasi consumer to consumer (C2C) bernama Rakuma. Ada empat negara Asia Tenggara yang dibidik menjadi pasar Rakuma, antara lain Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Di negara asalnya, Rakuma tumbuh 20% per bulan. Tahun lalu, perusahaan menggelontorkan investasi sebesar US$ 50 juta untuk aplikasi ini.
“Di Asia Tenggara, terkait adaptasi dan perubahan kondisi pasar, kami sedang mencari arah untuk model bisnis mobile C2C serta bisnis lainnya,” kata Annisa.
Penutupan kantor ini bagian dari rencana jangka panjang perusahaan. Sebagaimana dikutip dari publikasi peruahaan, ke depannya perusahaan menargekan untuk menjadi nomor satu di Jepang dan Taiwan. Perusahaan menargetkan pertumbuhan 10%-30% per tahun.
Pada 2015, perusahaan memperoleh pendapatan 714 miliar yen. Pada 2020, pendapatan ditargetkan mencapai 1,7 triliun yen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News