Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Uber, penyedia jasa aplikasi yang mengadopsi konsep berbagi tumpangan (ridesharing) mengeluarkan studi terhadap 9.000 responden di sembilan kota terbesar di Asia. Temuan-temuan dari polling itu terkait masalah kemacetan dan parkir ini didapat dari studi yang dilakukan oleh Uber.
Hasilnya, 29% dari pemilik mobil di Jakarta kini mempertimbangkan ulang apakah mereka sebenarnya perlu memiliki mobil atau tidak. Sementara di Asia, empat dari 10 pemilik kendaraan telah mempertimbangkan untuk berhenti mengemudikan mobil mereka sepanjang tahun Ialu.
Angka ini bahkan lebih tinggi di kalangan generasi muda, dengan 50% di antaranya menyatakan kurang tertarik membeli mobil, berdasarkan temuan survei tersebut.
Uber juga menunjuk the Boston Consulting Group untuk mengkaji dampak penggunaan mobil pribadi serta potensi manfaat diadopsinya konsep berbagi tumpangan (ridesharing) secara Iebih luas bagi kota-kota di Asia, termasuk Jakarta.
Kajian tersebut menemukan bahwa masyarakat tidak menggunakan mobil secara efisien. Pada jam-jam sibuk di Jakarta, terdapat 50% mobil Iebih banyak dari yang bisa ditampung oleh jalanan dan 50% mobil hanya mengangkut 1 orang.
Akibatnya durasi perjalanan ketika jam-jam sibuk memakan waktu 1,8 kali lebih lama dibanding jam-jam biasa.
Kajian ini juga menemukan bahwa Jakarta berpotensi mendapat manfaat signifikan dari ridesharing untuk membatasi pertumbuhan jumlah kendaraan, membantu pemerintah mengoptimalisasi waktu investasi untuk infrastruktur, dan menawarkan tambahan penghasilan yang fleksibel.
“Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ridesharing dapat membantu pemerintah melakukan investasi infrastruktur secara Iebih optimal dengan memberikan akses mobilitas bagi warga,” kata John Colombo, Head of Public Policy and Government Affairs, Indonesia, Uber, Selasa (1/11).
The Boston Consulting Group memperkirakan 60% dari kendaraan pribadi saat ini di jalanan Jakarta dapat berkurang jika ridesharing menjadi pengganti alternatif dari kepemilikan kendaraan pribadi saling berbagi perjalanan menjadi hal biasa.
Bila ini dilakukan maka akan mengurangi 2,5 juta mobil di jalan dan mengurangi kemacetan di Jakarta, serta membebaskan lahan parkir setara dengan 14.600 lapangan sepak bola.
John Colombo menambahkan Ridesharing juga dilihat sebagai alternatif yang dipilih untuk menambah penghasilan. Kajian ini menunjukkan bahwa para pemilik mobil di Jakarta cenderung lebih memilih aplikasi berbagi tumpangan untuk menambah penghasilan.
Dampak kemacetan dan parkir di kota besar di Asia dalam studi ini terlihat bertambah buruk setiap tahun. Rata-rata pemilik mobil di Jakarta menghabiskan 68 menit terjebak macet dan 21 menit mencari tempat parkir setiap harinya. Itu setara 22 hari per tahun.
Di Asia, rata-rata warga setiap hari terjebak macet selama 52 menit dan menghabiskan 26 menit untuk mencari parkir setara 19 hari per tahun. Akibat kesulitan mencari tempat parkir, 72% warga di Asia dan 74% di Jakarta pernah melewatkan atau terlambat datang ke momen-momen penting seperti pernikahan, kontrol kesehatan dengan dokter, wawancara kerja, kedukaan, dan konser musik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News