Reporter: Agung Hidayat | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Sehingga total pendapatan bersih Ultrajaya hingga kuartal ketiga tahun ini mencapai Rp 4,45 triliun atau turun 2,9% secara tahunan. Menurut manajemen ULTJ, penjualan terkontraksi akibat pelemahan pasar di masa pandemi Covid-19 ini, khususnya di lini segmen teh kemasan karton.
Apalagi perusahaan barang konsumsi ini juga tidak menaikkan harga produk di tahun 2020 ini. "Meski margin sedikit di bawah tahun lalu, tapi biaya-biaya telah kami kendalikan sehingga bottom line kami di kuartal ketiga ini mampu tumbuh positif," sebut Sabana.
Tercatat laba bersih ULTJ di kuartal ketiga tahun ini mencapai Rp 973,71 miliar atau naik 19,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp 814,31 miliar. Sabana enggan merinci besaran target di tahun ini dan di tahun depan.
"Yang jelas kami akan berupaya mempertahankan kinerja. Harapannya jika pandemi berakhir di tahun depan, kami bisa berkinerja lebih baik lagi di masa mendatang," sebut Sabana. Adapun beberapa fokus Ultrajaya di masa mendatang mulai dari memaksimalkan distribusi dan memperluas jangkauannya di luar pulau Jawa.
Baca Juga: Laba Ultrajaya Milk Industry (ULTJ) tumbuh 45,27% pada kuartal I 2020
Di Jawa, produsen Teh Kotak ini setidaknya memiliki 22 cabang dengan 65.000 titik penjualan yang akan digenjot penetrasinya ke berbagai pedagang eceran modern dan tradisional. Sedangkan di luar pulau Jawa, ULTJ akan mendorong 61 distributornya untuk menjangkau berbagai pelanggan di penjuru nusantara.
Terkait aksi korporasi di tahun ini, perusahaan telah menerbitkan medium term notes (MTN) senilai Rp 3 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk mendukung pengembangan peternakan sapi perah perseroan serta investasi baru seperti pembangunan gudang untuk distribusi dan mesin pabrik.
Baca Juga: Bisnis Susu Kian Nikmat Kala Pandemi Covid-19 Masih Merajalela
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News