kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.875   5,00   0,03%
  • IDX 7.314   118,54   1,65%
  • KOMPAS100 1.121   16,95   1,53%
  • LQ45 892   14,50   1,65%
  • ISSI 223   2,40   1,09%
  • IDX30 459   10,01   2,23%
  • IDXHIDIV20 553   13,38   2,48%
  • IDX80 129   1,38   1,09%
  • IDXV30 137   2,73   2,03%
  • IDXQ30 152   3,22   2,16%

UMKM binaan LPEI bisa ekspor saat pandemi covid-19, bukti pasar ekspor masih terbuka


Rabu, 29 April 2020 / 14:56 WIB
UMKM binaan LPEI bisa ekspor saat pandemi covid-19, bukti pasar ekspor masih terbuka
ILUSTRASI. Sumbangan UKM Untuk Perekonomian: Perajin furniture di Tangerang Selatan, Selasa (30/10). Pemerintah mencatat hingga tahun 2018 Jumlah unit usaha UMKM sebesar 98,8% dari total unit usaha ekonomi yang ada di Indonesia dengan sebesar 96,99% dari total tenag


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Program Pelatihan untuk Eksportir Baru atau Coaching Program for New Exporters (CPNE) yang dilakukan oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) sukses melahirkan pengusaha dan UKM yang mampu menembus pasar ekspor. 

Paling baru, salah satu mitra binaan LPEI yakni Aninda Furniture, mampu melakukan ekspor perdana produk furnitur dari bambu ke Swiss dengan nilai ekspor US$ 10.000. Ini menjadi bukti, pengusaha UKM Indonesia yang dilatih LPEI ini mampu menghasilkan produk inovatif berkualitas, sehingga diterima dengan baik di pasar internasional.  

Ekonom  Institute for Development of Economics and Finanance (Indef) Uchok Pulungan menyebut, keberhasilan ekspor yang dilakukan oleh Aninda Furniture memberi bukti bahwa masih ada peluang di pasar internasional.  

Baca Juga: LPEI dampingi UKM Furniture menembus pasar ekspor

“Tidak semua lini bisnis UKM lumpuh, bergantung dengan produknya. Furnitur, misalnya. Industri ini memiliki pasar tertentu sehingga relatif minim terkena dampak Covid-19. Untuk itu, perlu meningkatkan penetrasi dan spesifikasi produk UKM berorientasi ekspor dan negara tujuan ekspornya,’’ ujar Uchok dalam keterangannya, Rabu (29/4).

Karena itu, agar semakin banyak UKM yang bisa menembus pasar ekspor, maka berbagai hal perlu diperbaiki seperti pendampingan, pemberian pelatihan, juga kemudahan akses pembiayaan. 

“Semuanya harus diperbaiki. Selama ini UKM seringkali menjadi ’jualan’ ke depan harus lebih fokus. Misalnya menjadikan kementerian UMKM menjadi kementerian utama. Semua kegiatan dan program UMKM harus fokus di kementerian tersebut,” ujar Uchok memberi contoh.

Sekadar informasi, Aninda Futniture mengikuti program CPNE dari LPEI. Pelatihan tersebut meliputi cara ekspor, desain produk, promosi, dan penyusunan laporan keuangan. 

Baca Juga: Dorong ekspor nasional, LPEI dan LNSW tandatangani nota kesepahaman

Aufar Hifzie yang merupakan pemilik dari Aninda Furniture Indonesia mengatakan, ekspor perdana ini merupakan langkah awal agar kegiatan ekspor perusahaan miliknya dapat terus berlangsung meski kondisinya kurang menguntungkan.

Yadi J. Ruchandi selaku Corporate Secretary LPEI menyampaikan, ekspor perdana Aninda Furniture Indonesia tersebut diharapkan dapat memicu motivasi mitra binaan lainnya untuk menjadi eksportir baru.

“Harapannya, UKM yang merupakan peserta CPNE 2020 aktif dalam mengembangkan usahanya, meski kondisi pandemi covid-19 memberikan dampak yang cukup besar bagi perekonomian kita,’’ ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×