kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45896,74   0,09   0.01%
  • EMAS1.368.000 0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Upaya Indonesia dan Jepang Capai Netralitas Karbon di Industri Otomotif


Minggu, 30 Juni 2024 / 13:28 WIB
Upaya Indonesia dan Jepang Capai Netralitas Karbon di Industri Otomotif
Dirjen Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika mengatakan nilai ekonomi sektor kelapa sawit hulu – hilir nasional sendiri mencapai lebih dari Rp750 Triliun per tahun, setara dengan 3,5% Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional tahun 2023 yang mencapai Rp20.892 Triliun.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menjalin kerja sama dengan Jepang dalam bidang elektrifikasi kendaraan dan bahan bakar karbon netral (Carbon Neutrality/CN), termasuk biofuel.

Kerja sama ini diumumkan pada acara The 5th Automotive Dialogue Indonesia-Japan yang diadakan di Jakarta pada Kamis, 27 Juni 2024.

“Indonesia dan Jepang telah menjadi mitra strategis dalam mencapai netralitas karbon di industri otomotif,” kata Plt. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Putu Juli Ardika, dalam keterangan tertulis yang dikutip, Minggu (30/06).

Putu menjelaskan, Jepang, sebagai salah satu pemimpin industri otomotif dunia, adalah mitra utama Indonesia dalam mengembangkan sektor otomotif menuju netralitas karbon. 

Baca Juga: Kemenperin Gandeng Pemerintah Jepang Wujudkan Netral Karbon di Sektor Otomotif

Indonesia berkomitmen menurunkan emisi karbon dengan mempromosikan kendaraan elektrifikasi seperti Hybrid Electric Vehicle (HEV), Plug-In Hybrid Electric Vehicle (PHEV), dan Battery Electric Vehicle (BEV) serta Fuel-Cell. 

Selain itu, Indonesia juga mengembangkan kendaraan yang adaptif menggunakan biofuel atau gas dan meningkatkan efisiensi bahan bakar.

Direktur Jenderal Sekretariat Menteri Kebijakan Perdagangan (Biro Industri Manufaktur) METI Jepang, Tanaka Kazushige, yang hadir dalam acara tersebut, menyampaikan bahwa kerja sama dengan negara-negara ASEAN termasuk Indonesia, fokus pada penurunan emisi dan penguatan ekspor otomotif. 

"Kunci dari hal tersebut adalah adanya co-creation,” ujarnya.

Tanaka juga menyebutkan bahwa untuk mencapai penurunan emisi diperlukan berbagai cara, termasuk penerapan biofuel. "Biofuel juga menjadi perhatian besar bagi Jepang, dan beberapa perusahaan di Jepang memiliki teknologi ini,” tambahnya.

Baca Juga: Pemerintah Dorong Amonia Hijau Jadi Sumber Energi Baru

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, menambahkan bahwa bioetanol adalah kekuatan besar di Indonesia karena memiliki sumber daya yang melimpah. 

Menurutnya, untuk menurunkan emisi sektor transportasi, diperlukan berbagai solusi seperti biofuel, bioetanol, bio-jet fuel, dan hidrogen.

Dalam pengembangan biofuel, Kementerian ESDM telah melakukan penelitian terkait bio-jet fuel. 

“Biojet fuel di sektor industri pesawat terbang sudah sukses dalam uji coba dengan kandungan 2,4%. Sekarang sedang dikaji kapan dapat diterapkan, dan sedang didiskusikan roadmap-nya dengan Kemenko Marves dan Kemenperin,” jelas Eniya.

Baca Juga: Kemenperin Implementasikan Strategi Dekarbonisasi Sektor Industri

Melalui acara The 5th Automotive Dialogue Indonesia-Japan, diharapkan kerja sama strategis antara Indonesia dan Jepang di sektor otomotif dapat semakin erat, mendukung pertumbuhan industri yang berkelanjutan, dan mempercepat pencapaian target netralitas karbon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×