Reporter: Rezha Hadyan | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai mengakuisisi PT Pertamina Gas atau Pertagas, PT Perusahaan Gas Negara Tbk atau PGN (PGAS) menyatakan akan melakukan integrasi jaringan pipa gas dengan anak usahanya itu.
Sebagai informasi, PGN secara resmi mengambilalih 51% saham Pertagas, termasuk kepemilikan di seluruh anak usahanya, antara lain PT Perta Arun Gas, PT Perta Daya Gas, PT Perta Samtan Gas dan PT Perta Kalimantan Gas sebesar Rp 20,18 triliun untuk 2.591.099 saham.
Separuh dari nilai tersebut dibayarkan secara tunai oleh PGN sedangkan sisanya menggunakan Promisory Note dengan bunga 8,41% yang jatuh tempo enam bulan dari tanggal kesepakatan atau 28 Desember 2018.
Akuisisi Pertagas oleh PGN merupakan bentuk integrasi antar BUMN migas untuk menciptakan efisiensi rantai gas bumi. Efisiensi tersebut tentu berpotensi untuk menciptakan harga gas yang lebih kompetitif kepada konsumen, meningkatkan kapasitas dan volume pengelolaan gas bumi nasional, serta meningkatkan kinerja keuangan holding BUMN migas.
Lalu rencana apakah yang disiapkan oleh PGN di tahun 2019 pasca akuisisi Pertagas? Direktur Infrastruktur PGN Dilo Seno Widagdo mengatakan, pasca akuisisi ini PGN berencana membangun dan mengintegrasikan jaringan pipa gas milik PGN dan Pertagas baik itu di Pulau Jawa maupun Sumatera.
"Proyek kami akan fokus dengan mulai mengkonsolidasikan jaringan pipa di Pertagas, kami ingin ingin pipa itu bisa tersambung sampai Jawa Timur," ujar dia akhir pekan lalu di kantornya.
Menurut Dilo, keputusan tersebut diambil lantaran masih ada beberapa daerah yang masih belum tersentuh pipa gas atau belum mendapatkan aliran gas.
Untuk tahun ini lanjut Dilo, ada beberapa proyek pembangunan dan integrasi jaringan gas yang akan selesai. Untuk di Pulau Jawa, ia menyebut PGN akan menargetkan integrasi jaringan dari Purwakarta hingga Cirebon bisa tuntas tahun ini.
“Tahun ini akan kami selesaikan dari Gresik sampai Semarang sekitar 300-400 km, di Jawa Barat sekitar 60-80 km, dari Cirebon sampai dengan Purwakarta juga akan kita selesaikan,” kata Dilo.
Sementara untuk Pulau Sumatera, tahun ini PGN fokus untuk penyelesaian integrasi jaringan pipa gas yang ada di Palembang, Sumatera Selatan. Selain itu, ada pula proyek pipa gas di Riau antara Duri-Dumai.
Sebagai informasi, Dumai merupakan lokasi dari Kilang Pertamina Refinery Unit I. Setelah dua proyek tersebut selesai, kemudian PGN akan melakukan intrekoneksi pipa gas dari Dumai ke Medan, Sumatera Utara.
“Alokasi gas untuk proyek pipa ini sebesar 37 Million standard cubic feet per day (MMSCFD) yang pasokannya gasnya berasal dari Blok Corridor yang dikelola ConocoPhillips,” ungkap Dilo.
Pasokan gas yang dialirkan melalui ini rencananya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan Kilang Pertamina Refinery Unit I yang membutuhkan gas sekitar 50 MMSCFD.
Selain itu pasokan gas dari pipa yang sama juga akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri, kebutuhan pelabuhan, dan industri petrokimia di sekitar Riau.
Nilai investasi proyek tersebut diperkirakan US$ 52,2 juta atau sekitar Rp 705 miliar. Sedangkan, untuk intergasi atau penyambungan jaringan pipa yang dimiliki oleh Pertagas dengan jaringan pipa gas PGN akan menelan dana kurang lebih sebesar US$ 400 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News