Reporter: Agung Hidayat | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Usai Michelin mengakuisisi pabrikan lokal, PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) kompetisi di industri ban bakal semakin kuat. Para produsen ban pun berlomba-lomba memoles kinerjanya di tahun ini.
Di tingkat global, sepanjang 2018 kemarin penjualan Michelin berdasarkan annual highlight-nya tumbuh 4,1% year on year (yoy) sedangkan secara volume penjualan naik hanya 0,9% yoy. Mengenai capaiannya di Indonesia, Kontan.co.id berusaha menghubungi manajemen di Indonesia hanya saja belum mendapatkan balasan.
Untuk permintaan ban truk di Asia, menurut laporan tersebut tergolong turun, apalagi pasar Michelin di China turun hingga 18% pada semester kedua tahun 2018 kemarin. Kondisi ekonomi yang sangat tidak menentu yang diciptakan oleh perang dagang dengan Amerika Serikat mempengaruhi bisnis perusahaan di Asia, meski demikian permintaan ban truk di Indonesia dirasakan perseroan mengalami pertumbuhan yang cukup kuat di pasar.
Direktur PT MASA, Uthan Muhammad Arief Sadikin menyadari prospek dari ban kendaraan komersial tersebut. "Dengan selesainya jaringan infrastruktur yang baru akan meningkatkan kebutuhan ban bertahap untuk ban mobil, motor, truk dan bus," sebutnya kepada Kontan.co.id, Rabu (6/3).
MASA cukup optimis kesemua segmen ban masih mampu bertumbuh di Indonesia dalam beberapa tahun kedepan. Salah satu strategi yang dilakukan perseroan untuk memaksimalkan bisnisnya dengan memperluas jaringan toko dan gerai.
Produsen ban motor dan mobil ini mengincar pertumbuhan penjualan produk ban motor hingga 20% dan ban mobil sebesar 5%-10% pada tahun 2019. Untuk menggenjot pertumbuhan tersebut, MASA berencana melakukan ekspansi dengan menambah jaringan toko sebanyak 50 toko sampai 100 toko sepanjang 2019.
Uthan mengatakan, strategi penambahan toko ini dilakukan melalui branding toko-toko dan gerai unit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang sudah ada. Sekadar informasi, saat ini porsi penjualan ekspor MASA sudah sekitar 65% dari total penjualan.
Penjualan tersebut khusus untuk penjualan ban mobil. Dari total penjualan ban mobil, 70% menyasar pasar ekspor, sisanya 30% dijual di dalam negeri, lalu untuk penjualan ban motor 100% masih untuk memenuhi pasar dalam negeri. "Ban motor masih ada ruang (pasar) yang besar saat ini," ungkap Uthan.
Sementara itu, Catharina Widjaja, Direktur PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) menyebutkan bahwa perseroannya terus berusaha menembus segmen ban Original Equipment Manufacturer(OEM), meningkatkan penjualan ban truck and bus radial (TBR) yang mana merupakan segmen produk yang masih relatif baru, dan mencari peluang baru di luar negeri.
Manajemen diketahui memproyeksikan pertumbuhan pendapatan kisaran 5% sampai 8% pada akhir tahun 2018, dengan komposisi dari penjualan domestik 60% dan ekspor 40%.
Dalam laporan keuangan kuartal III-2018 total penjualan GJTL sebesar menjadi Rp 11,240 triliun. Atau meningkat 4% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 10,80 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News