kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   -9.000   -0,64%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%

Usai Transformasi, Pelindo Perkuat Peran Turunkan Biaya Logistik


Rabu, 20 September 2023 / 23:13 WIB
Usai Transformasi, Pelindo Perkuat Peran Turunkan Biaya Logistik
ILUSTRASI. Pelindo: Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo mengaku telah merasakan adanya penurunan biaya logistik di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Pelindo pun terus berperan menurunkan biaya logistik melalui upaya transformasi sejak Oktober 2021 lalu.

Sebagai informasi, berdasarkan perhitungan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), biaya logistik di Indonesia pada 2023 mencapai 14,1% dan biaya logistik untuk kegiatan ekspor malah sudah tinggal 8,98% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Pada 2018, Bank Dunia mencatat bahwa biaya logistik di Indonesia masih 23,8%.

Pelindo sendiri mulai melakukan transformasi pada 1 Oktober 2021 lewat penggabungan Pelindo I, II, III, dan IV menjadi satu perusahaan BUMN yang sama.

Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono menyebut, setelah merger, Pelindo kemudian membentuk empat subholding atau anak usaha. Di antaranya adalah PT Subholding Pelindo Terminal Peti Kemas (SPTP), PT Subholding Pelindo Multi Terminal (SPMT), PT Subholding Pelindo Jasa Maritim (SPJM), dan PT Subholding Pelindo Solusi Logistik (SPSL).

Baca Juga: Integrasi Standar Pelayanan di Pelabuhan Makassar, Pelindo Luncurkan Aplikasi PTOS-M

"Pembentukan empat anak usaha itu membuat mereka fokus pada masing-masing bidang pelayanan, sehingga kinerjanya meningkat," ujar dia dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Rabu (20/9).

Transformasi di level operasional langsung dilaksanakan anak-anak usaha Pelindo. Beberapa langkah yang dilakukan antara lain memperpendek waktu sandar (port stay) dan masa tinggal kontainer di terminal (cargo stay), menyatukan sistem pelayanan dan pembayaran melalui aplikasi online dan digital.

Tujuannya adalah untuk mengefisienkan operasional di pelabuhan yang pada akhirnya akan menguntungkan Pelindo dan para pengguna jasa kepelabuhan dan terminal.

Hasil transformasi tersebut bisa dilihat dari pertumbuhan kinerja operasional Pelindo. Arus peti kemas Pelindo pada 2022 mencapai 17,2 juta twenty-foot equivalent unit (TEUS), naik 1% dibandingkan periode yang sama tahun 2021.

Selain itu, jumlah arus barang yang terealisasi mencapai 160 juta ton, tumbuh 9% dari tahun sebelumnya.

Total arus kapal yang dilayani Pelindo mencapai 1,2 miliar gross tonnage (GT) atau naik 1%, sedangkan jumlah penumpang tumbuh 86% menjadi mencapai 15 juta orang.r

Baca Juga: Pelindo Bocorkan Target Kinerja Indonesia Kendaraan Terminal dan Jasa Armada (IPCM)

Berkat proses transformasi melalui efisiensi dan optimalisasi sumber daya, Pelindo berhasil membukukan laba bersih Rp 3,9 triliun atau naik 23% dibandingkan tahun sebelumnya.

“Penggabungan Pelindo telah menciptakan sinergi antar entitas dalam Pelindo Group sehingga pengelolaan pelabuhan dapat dilakukan secara tersentralisasi dan lebih optimal,” jelas Arif.

Kontribusi Pelindo kepada Negara pada 2022 juga meningkat, yakni mencapai Rp 7,2 triliun atau lebih tinggi 54% dibandingkan tahun sebelumnya yang baru Rp 4,7 triliun.

Kontribusi tersebut dalam bentuk setoran Dividen, Pajak (PPh, PPN dan PBB), Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dan Konsesi.

Salah satu mitra bisnis Pelindo yakni PT Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) mengapresiasi layanan Pelindo yang kini cepat tanggap dan efisien usai merger. Meski tidak semua pelabuhan mendapat tambahan peralatan, faktanya kinerja seluruh pelabuhan besar di Indonesia membaik.

“Di Sorong, misalnya, dulu hari Minggu tidak ada yang bekerja, sekarang sejak pagi pun bisa bongkar muat,” kata Bambang Gunawan perwakilan Salam Pacific Indonesia.

Saat ini SPIL mengoperasikan enam kapal kargo dengan kapasitas antara 1.000-1.500 peti kemas untuk pelayaran long haul dari Belawan ke Pekanbaru, lalu ke Jakarta, kemudian menyusuri Surabaya, Makassar, Ambon, Sorong dan berakhir di Jayapura.

Baca Juga: Pelindo Multi Terminal Implementasi Applikasi PTOS-M di Makassar dan Balikpapan

Waktu tempuh untuk pelayaran tersebut kini cukup 36 hari dari sebelumnya 42 hari. Alhasil, biaya operasional SPIL bisa ditekan jauh lebih rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×