Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 masih mengintai. Terbaru, ditemukannya varian omicron di Indonesia. Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) pun memberikan catatan agar penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi tetap bisa berjalan beriringan.
Ketua Umum APPBI Alphonzus Widjaja menekankan bahwa sampai saat ini pun memang belum dapat dipastikan kapan wabah Covid-19 akan berakhir. Sebelum munculnya varian omicron, juga telah banyak muncul varian lainnya, seperti varian Delta yang sempat mengamuk pada pertengahan tahun ini.
Tidak dapat dipastikan juga apakah omicron ini merupakan varian yang terakhir, atau bukan. Di tengah ketidakpastian tersebut, Alphon menegaskan bahwa tidak mungkin masyarakat tidak melakukan kegiatan. Artinya, meski varian baru covid-19 terus mengintai, aktivitas masyarakat termasuk dalam menggulirkan roda perekonomian tetap harus berjalan.
Tentu pergerakan ekonomi tetap harus dalam keadaan aman dan sehat. "Untuk dapat memastikan kita dapat berkegiatan secara aman dan sehat itu, maka saat ini hanya ada dua instrumen yang harus digunakan yaitu disiplin Protokol Kesehatan (prokes) dan Vaksinasi," kata Alphon saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (16/12).
omicron
Baca Juga: Pemerintah Kunci Sejumlah Tower Wisma Atlet untuk Cegah Penyebaran Omicron
Dalam upaya tersebut, Alphon meminta agar pemerintah terus memastikan masyarakat memberlakukan disiplin prokes secara ketat dan konsisten. Termasuk harus bisa bertindak tegas dalam penegakan disiplin prokes.
Berbarengan dengan itu, pemerintah diminta mempercepat vaksinasi agar bisa semakin merata di seluruh wilayah Indonesia. "Pemerintah juga diharapkan dapat segera merealisasikan program Vaksinasi Booster," ujar Alphon.
Menurutnya, pemberlakuan disiplin prokes secara ketat dan konsisten serta percepatan program vaksinasi telah berhasil menyeimbangkan penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi. "Itu terbukti berhasil mengendalikan jumlah kasus positif Covid-19 yang mana bersamaan dengan tetap bergeraknya perekonomian," imbuh Alphon.
Sedangkan mengenai potensi dampak masuknya omicron di Indonesia terhadap bisnis pusat belanja, Alphon belum membuka proyeksinya.
Sekadar catatan, merujuk Kontan.co.id, APPBI sebelumnya menyebut bahwa tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan mengalami tren kenaikan, sejak pemerintah memberlakukan berbagai pelonggaran mobilitas masyarakat mulai Agustus 2021 lalu.
Baca Juga: Respon Jokowi Mendengar Kasus Omicron Sudah Terdeteksi di Indonesia
APPBI pun memperkirakan rata-rata tren kunjungan ke pusat perbelanjaan akan ditutup pada level 70% sampai tutup tahun nanti. Hingga November lalu, tingkat rata-rata kunjungan ke pusat perbelanjaan sudah mencapai sekitar 60%.
APPBI berharap, dengan banyaknya promo belanja menjelang libur Natal dan Tahun baru dapat turut menopang peningkatan kunjungan serta penjualan di pusat perbelanjaan. "Rata-rata tingkat kunjungan pada tahun 2021 adalah sebesar kurang lebih 70%, yaitu lebih tinggi dari rata-rata tingkat kunjungan pada tahun 2020 lalu yang hanya sekitar 50% saja," ungkap Alphonzus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News